nasional

Ray Rangkuti Sindir Keras Presiden Prabowo: Mengapa Tidak Menjadi Teladan untuk Bangsa Ini?

Rabu, 27 November 2024 | 21:30 WIB
Ray Rangkuti (Tangkap layar youtube Official iNews)

Bisnisbandung.com - Pengamat politik Ray Rangkuti menyampaikan kritik keras terhadap Presiden Prabowo terkait sikapnya yag cawe-cawe di Pilkada Jakarta dan Jawa Tengah.

Menurutnya, presiden seharusnya tampil sebagai figur yang netral dan menjadi teladan dalam menjaga demokrasi, terutama di tengah tantangan politik yang sedang berlangsung.

“Mengapa Pak Prabowo tidak muncul sebagai teladan bagi bangsa ini?” ujarnya dilansir dari youtube Official Inews.

Ray Rangkuti menyoroti pentingnya peran Presiden sebagai kepala negara untuk memastikan seluruh lembaga di bawah kewenangannya, seperti kepolisian, TNI, dan ASN, bersikap netral dalam proses politik.

Baca Juga: Jokowi Fokus di Jateng, Rocky Gerung: Jakarta Jadi Medan Berat Koalisi Indonesia Maju

Hal ini dinilai esensial untuk menjaga keadilan dalam pemilihan kepala daerah dan memastikan bahwa proses demokrasi berjalan sesuai prinsip konstitusi.

Selain itu, Ray Rangkuti juga menilai bahwa presiden perlu menghindari kesan keberpihakan yang dapat merugikan posisinya sebagai pemimpin seluruh rakyat Indonesia.

Sikap seperti ini diperlukan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintah pusat, terlepas dari latar belakang politik para kepala daerah yang terpilih nantinya.

Ray Rangkuti  mengungkapkan kekecewaannya terhadap surat yang beredar dari Presiden Prabowo, yang dinilai memberi sinyal keberpihakan kepada salah satu calon kepala daerah.

Baca Juga: Mesin Politik Jokowi Macet, Rocky Gerung: Ridwan Kamil Terancam di Jakarta

 Hal ini dianggap bertentangan dengan harapan masyarakat akan netralitas seorang kepala negara, khususnya dalam kontestasi politik daerah.

Ia mengusulkan agar di masa mendatang, presiden yang telah dilantik tidak lagi menjabat posisi lain di luar tugasnya sebagai kepala negara. Hal ini bertujuan untuk menghindari potensi konflik kepentingan yang dapat mencederai demokrasi.

Sikap netral dan keteladanan dari seorang presiden adalah kunci untuk memperkuat kohesi nasional dan memastikan keberhasilan program pemerintahan di semua wilayah, tanpa memandang afiliasi politik kepala daerah yang terpilih.

Baca Juga: Tiba-Tiba Rocky Gerung Sambangi Pramono Anung, Apa yang Mereka Bahas di Cipete?

Halaman:

Tags

Terkini