Lebih jauh Rocky Gerung menyebut bahwa sikap Jokowi yang terus berkampanye tanpa peran formal justru merusak citranya sebagai seorang negarawan.
“Para analis asing bahkan menyebut Jokowi sebagai 'man of contradiction.' Ia lebih fokus pada manuver politik pribadi ketimbang memberikan nilai yang bermakna bagi demokrasi,” katanya.
Menurut Rocky Gerung keterlibatan Jokowi justru bisa menjadi bumerang bagi para kandidat yang ia dukung seperti Ridwan Kamil.
“Rakyat Jakarta tahu, siapapun yang menempel pada Jokowi artinya masih mencoba mencari sisa-sisa kekuasaannya. Ini kampanye buruk yang justru merugikan,” tutup Rocky Gerung.***