Bisnisbandung.com - Polemik gelar doktor Bahlil Lahadalia kembali memanas setelah Ketua Majelis Wali Amanah (MWA) Universitas Indonesia (UI) memberikan pernyataan yang menuai kritik tajam.
Pengamat politik Rocky Gerung menjelaskan sikap MWA yang membantah pernyataannya sendiri dinilai sebagai langkah kontroversi.
Rocky Gerung menilai sikap MWA ini memicu berbagai spekulasi mulai dari kepentingan politik hingga transaksi bisnis.
Baca Juga: BRI Tawarkan Investasi Sukuk Tabungan ST013 dengan Kemudahan Akses di BRImo
Rocky Gerungmenyatakan bahwa yudisium gelar doktor Bahlil tidak ditangguhkan melainkan ditunda untuk memenuhi syarat akademik empat semester.
“Ini absurd! Sejak kapan MWA punya wewenang memutuskan sah tidaknya sebuah gelar akademik?” ujar Rocky Gerung dalam youtubenya.
Pernyataan ini dianggap mengaburkan persoalan utama yaitu dugaan pelanggaran akademik dalam sidang disertasi Bahlil.
Rocky Gerung menyoroti keterkaitan posisi Bahlil sebagai Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri ESDM dengan kepentingan elite politik.
"Ada skandal besar di sini. Konsesi tambang yang dibagikan Bahlil ke ormas-ormas tertentu menjadi bukti bagaimana politik dan bisnis mencampuri dunia akademik,” tegas Rocky Gerung.
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kelestarian Hutan Mangrove Demi Masa Depan Lingkungan Karena Banyak Manfaat
Ia menambahkan keputusan MWA ini mencerminkan adanya “politik kasar” di mana integritas akademik tunduk pada kekuasaan politik.
“Kepentingan siapa yang dilindungi? Apa ini demi menjaga posisi Bahlil di Golkar dan kabinet?” tambahnya.
Keputusan MWA untuk menunda yudisium ini juga dianggap sebagai intervensi terhadap kebebasan akademik.
Guru-guru besar UI yang telah melakukan investigasi independen merasa dilemahkan oleh keputusan administratif yang dinilai bermuatan politis.