“Guru besar itu sudah berjuang menjaga integritas akademik. Tapi, ketika mereka bicara suara mereka malah diabaikan. Ini penghinaan terhadap dunia pendidikan!” kata Rocky Gerung.
Bahlil disebut memiliki peran strategis dalam menjaga pengaruh Presiden Jokowi di Golkar menjelang Pilpres 2029.
Rocky Gerung menduga upaya mempertahankan gelar doktor Bahlil tak lepas dari kalkulasi politik jangka panjang.
“Kalau Bahlil tumbang di Golkar Jokowi kehilangan pijakan politiknya. Jadi, wajar saja kalau ada tekanan besar untuk melindungi Bahlil bahkan dengan mengorbankan moral akademis UI,” ujarnya.
Kasus ini menjadi ujian besar bagi Universitas Indonesia untuk menjaga nilai-nilai akademik dan integritas moralnya.
Alumni dan para guru besar UI terus mendesak agar polemik ini diselesaikan secara transparan.
“UI harus kembali ke slogan Veritas, Probitas, Justitia (kebenaran, kejujuran, keadilan). Kalau ini tidak diselesaikan reputasi UI sebagai institusi pendidikan berintegritas akan hancur,” tutup Rocky Gerung.***
Artikel Terkait
Mengenal Darmawan Prasodjo, Karier Gemilang yang Membawanya Hingga Direktur Utama PLN
Krisis Kepercayaan? Adi Prayitno Bahas Harapan Rakyat Lewat Lapor Mas Wapres
Ade Armando: Kasus Bahlil Lahadalia Ungkap Praktek Komodifikasi Gelar Doktor di Indonesia
Prabowo Terjebak dalam Sengketa Natuna Utara, Rocky Gerung: Indonesia di Antara China dan Amerika
Didin Damanhuri Sebut Prabowo Bisa Endorse Pilgub Jateng atas Permintaan Jokowi
Mahfud MD Soroti Peran Budi Arie dalam Kasus Judi Online "Jantung Persoalannya Ada di Dia"