Bisnisbandung.com - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berbicara mengenai upayanya dalam menciptakan kota yang lebih toleran.
Gibran yang juga mantan Wali Kota Solo mengungkapkan bagaimana Solo yang dulu dikenal sebagai kota dengan banyak tantangan dalam hal toleransi berhasil meraih peringkat keempat sebagai kota paling toleran di Indonesia.
Gibran mengungkapkan bagaimana Solo dulunya sering kali terlibat dalam polemik intoleransi.
Salah satu contoh yang disampaikannya adalah protes keras terhadap dekorasi Imlek yang dipasang oleh pemerintah kota setiap tahun.
Menurut Gibran meski tradisi ini telah berlangsung lama masa kepemimpinannya justru disertai dengan penolakan keras bahkan ada yang menyebut Solo sebagai 'cabang Tiongkok' atau 'antek Cina'.
"Tiap tahun kami memasang ornamen Imlek termasuk patung-patung Sio tapi malah banyak yang protes. Padahal sebelumnya tidak ada masalah," ungkap Gibran yang dikutip dari youtube kompas.
Tidak hanya itu Gibran juga menceritakan insiden yang melibatkan siswa-siswa yang menghancurkan makam dengan ornamen Kristen.
Baca Juga: “Lapor Mas Wapres” Viral di Media Sosial, Netizen Ramai-ramai Adukan Akun Fufufafa
Sebagai bentuk respons ia langsung menutup sekolah tersebut dan memberikan pembekalan kepada guru dan murid agar insiden serupa tidak terulang.
Gibran menegaskan tindakan intoleransi tidak bisa dibiarkan begitu saja.
"Sekolahnya saya tutup, guru dan muridnya saya beri pembekalan agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi," tegas Gibran.
Selain itu Gibran juga menghadapi protes dari sejumlah pihak saat pemerintah kota memasang dekorasi Natal.
"Setiap kali diprotes saya bilang ke panitia Imlek dan Natal jangan mundur malah harus lebih besar lagi," kata Gibran.
Baca Juga: SBN Ritel T0013 Kini Bisa Didapatkan Melalui Bank Bjb, Imbah Hasil Hingga 6,5%