Sebaliknya, Prabowo yang lebih banyak fokus pada diplomasi luar negeri dianggap kurang menyentuh kebutuhan dan harapan masyarakat bawah yang mencari sosok pemimpin yang membumi.
Ini menjadi tantangan besar bagi tim Prabowo yang harus lebih jeli dalam mengimbangi strategi Gibran.
Menurutnya, jika pola ini terus dibiarkan, Gibran akan semakin leluasa melakukan blusukan ke berbagai daerah, apalagi ketika Prabowo tengah menjalankan agenda internasional.
Baca Juga: Kenapa BP Migas Dibubarkan? Mahfud MD Ungkap Potensi Korupsi Besar
Lebih lanjut, Hersubeno Arief mengingatkan bahwa kritik dari netizen yang mayoritas berasal dari kalangan menengah dan terdidik tidak akan berdampak signifikan pada persepsi masyarakat kelas bawah.
Dengan pola yang serupa dengan Jokowi dalam meraih simpati rakyat, Gibran membentuk citra sebagai pemimpin yang dekat dan peduli pada masyarakat.
“Jangan dianggap sebagai lucu-lucuan bahwa Gibran kerjanya hanya blusukan dan kemudian dibully oleh para netizen, terutama di akun-akun di X yang mayoritas penggunanya adalah kelas menengah dan terdidik,” tegas Hersubeno Arief.***
Baca Juga: Mafia Peradilan Ancaman Nyata bagi Sistem Hukum Indonesia Ungkap Bivitri Susanti