Namun kehadiran Astrid dan keberaniannya dalam mengkritisi anggaran bisa menjadi contoh bahwa selebritas pun bisa serius dan kompeten.
Ade Armando mengingatkan bahwa korupsi di Indonesia sudah terstruktur dan sistemik.
Ia mengatakan indikasi markup harga dalam anggaran bukanlah hal baru.
Mulai dari tahap perencanaan anggaran, penetapan harga, hingga pemilihan vendor, Ade menyebut banyak pihak yang terlibat dalam konspirasi.
Baca Juga: Jangan Lewatkan! Daftar BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Gerbang UMKM Indonesia Tembus Pasar Global
"Orang yang menyusun anggaran ini kemungkinan besar sudah bekerja sama dengan vendor tertentu untuk menaikkan harga. Bahkan beberapa vendor sering kali sudah dipilih sebelum proses tender resmi dilakukan," jelas Ade Armando.
Ade Armando berharap lebih banyak wakil rakyat yang berani meneliti dan mengkritisi penggunaan anggaran daerah maupun pusat.
Ia juga mengingatkan kembali contoh dari William Aditya Sarana, anggota PSI yang dulu membongkar anggaran fantastis untuk lem di DKI Jakarta pada periode sebelumnya.***