nasional

Heboh! Mahasiswa Akan Beraksi, Satria Naufal: Menuntut Jokowi Bertanggung Jawab Atas 1000 Dosanya

Minggu, 13 Oktober 2024 | 06:41 WIB
Demontrasi Mahasiswa menuntut Jokowi (Tangkap layar youtube Rocky Gerung Official)

Bisnisbandung.com - Koordinator Pusat BEM Seluruh Indonesia 2024, Satria Naufal, mempertegas bahwa demonstrasi mahasiswa yang akan digelar pada 14 Oktober 2024.

Demontrasi ini merupakan bentuk akumulasi kemarahan publik terhadap berbagai kebijakan kontroversial yang dianggap merugikan rakyat selama masa kepemimpinan Presiden Jokowi.

Satria  Naufal menekankan bahwa gerakan ini bukan sekadar aksi massa biasa, melainkan representasi dari ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan yang dinilai tidak responsif terhadap suara rakyat.

“Kemarahan publik ini seharusnya didengar dan direspons, namun di sisa-sisa waktu dalam kepemimpinan Presiden Jokowi, kami merasa belum ada,” ujarnya dilansir dari youtube Indonesia Lawyers Club.

Baca Juga: Faizal Assegaf Tegaskan Menuntut Adili Jokowi Itu Sudah Final: Bagaimana Nasib Gibran?

“Kalau pakai istilah anak muda, 'feel guilty' rasa bersalah dari banyaknya produk hukum bermasalah yang jelas-jelas orkestratornya adalah Jokowi beserta kroni-kroninya,” lanjutnya.

Satria Naufal menggarisbawahi bahwa salah satu alasan utama demonstrasi ini adalah kritik terhadap berbagai proyek pemerintah yang mengorbankan rakyat, seperti penggusuran lahan tanpa memperhatikan aspek kemanusiaan dan lingkungan.

“Kami, para aktivis, jurnalis, akademisi, yang melakukan perlawanan, malah sering kali mendapat represi. Banyak tanah-tanah rakyat yang digusur untuk kepentingan proyek-proyek pemerintah yang tidak memperhatikan aspek-aspek humanis dan lingkungan,” ucapnya.

Baca Juga: Berapi-api, Vicky Prasetyo Janjikan Pendidikan Gratis dan Ribuan Lapangan Kerja di Pemalang

“Selama 10 tahun ini, rasanya kami di BEM se Indonesia sedang memperjuangkan bukan lagi sekadar 10 dosa Jokowi, tapi 1000 dosa Jokowi,” tegas Satria Naufal.

 Ia juga menekankan bahwa mahasiswa dan masyarakat merasa tidak nyaman dengan keterlibatan Jokowi dalam transisi pemerintahan, terutama dengan penunjukan orang-orang dekatnya di posisi strategis.

“Dalam transisi ini, kita ingin lepas dari cengkeraman Jokowi, yang sering kali kalang kabut melihat apakah transisi ini menjadi bencana atau hal yang mengkhawatirkan baginya,” ucapnya.

Baca Juga: Dirut BRI Bongkar Strategi Utama Indonesia Bisa Keluar dari Middle Income Trap, Ketahanan Pangan Jadi Kunci

 “Dia telah gugur sebagai presiden, namun tetap mengorkestrasi banyak instansi dan pemerintahan baru dengan 'orang-orangnya Jokowi'. Kami, mahasiswa, sangat terganggu,” lanjut Satria Naufal

Halaman:

Tags

Terkini