Bisnisbandung.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, mengungkapkan kekecewaannya atas aksi brutal yang terjadi di sebuah diskusi di Kemang, Jakarta Selatan.
Menurut Mahfud MD, kejadian tersebut merupakan kemunduran bagi demokrasi Indonesia. Ia menilai bahwa ada aktor intelektual di balik aksi penyerangan tersebut, yang bertujuan untuk membungkam kebebasan berekspresi.
“Saya tentu sangat sedih. Ini kemunduran yang luar biasa bagi demokrasi, dan menurut saya pasti ada otaknya di belakangnya, aktor intelektualnya, pasti ada aktor intelektualnya, karena orang berdiskusi itu kan hak asasi, ya, asal tidak kriminal,” ungkapnya.
“Itu tidak kriminal, resmi di hotel gitu ya, lalu diserbu begitu. Tetapi saya bersyukur dan terima kasih juga ke Polri yang pada hari kedua ini sudah menjadikan dua orang sebagai tersangka,” lanjutnya dilansir dari youtube TV Asuransi.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Buka Suara Aktivis KAMI Menjadi Target dan Sering Kali Mendapat Ketidakadilan
Mahfud MD menegaskan bahwa diskusi adalah hak asasi setiap warga negara selama tidak ada unsur kriminal di dalamnya.
Diskusi yang berlangsung secara resmi di sebuah hotel, tidak seharusnya dihentikan secara paksa oleh sekelompok orang.
Meski begitu, ia mengapresiasi langkah cepat kepolisian yang telah menetapkan dua tersangka terkait insiden tersebut.
Mahfud MD mengingatkan bahwa kepolisian memiliki teknologi dan sumber daya yang canggih untuk mengungkap pelaku kejahatan, termasuk aktor intelektual di balik aksi ini.
Baca Juga: Selebriti dalam Parlemen, Zainal Arifin Mochtar Bicara Kualitas dan Dukungan
Ia menyebutkan beberapa contoh kasus lain yang pernah ia laporkan, di mana kepolisian berhasil menangkap pelaku dalam waktu singkat.
Baginya, penegak hukum memiliki kemampuan untuk menangkap pelaku jika ada komitmen yang kuat dari pimpinan mereka.
Lebih lanjut, Mahfud MD menekankan bahwa dalam kasus penyerangan diskusi di Kemang, langkah yang diharapkan bukan hanya penangkapan pelaku di lapangan, tetapi juga mengungkap dan menangkap aktor intelektual yang mendalangi aksi tersebut.
Baca Juga: Mahfud MD: Pembubaran Diskusi adalah Kemunduran Demokrasi!