Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung kembali menyampaikan pandangannya yang tajam terkait Presiden Jokowi.
Rocky Gerung menyoroti manuver politik yang gagal soal rencana pengerahan 20.000 "Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi" yang nyatanya hanya omong kosong belaka.
Rocky Gerung menilai dari awal sudah terlihat bahwa isu ini hanyalah strategi untuk "test the water," mengukur seberapa besar dukungan yang masih ada untuk Jokowi menjelang akhir masa jabatannya.
Baca Juga: L’Viors Beauty Clinic Bandung Gelar Grand Opening Dihadiri Brand Ambassador Ternama
“Ini cuma manuver politik yang nggak berhasil. Gayung nggak bersambut,” ujar Rocky Gerung dalam youtube pribadinya..
Lebih lanjut Rocky Gerung menjelaskan bahwa aksi seperti ini lebih bersifat mobilisasi daripada partisipasi.
Menurutnya mobilisasi adalah dukungan yang digerakkan oleh tim sukses atau lembaga survei sementara partisipasi datang dari keinginan murni rakyat.
"Mobilisasi itu seolah-olah opini dibentuk untuk menciptakan ketegangan dan alasan untuk membela Jokowi," ujarnya.
Baca Juga: Rektor Unikom Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto., MT., dilantik menjadi Pj. Ketua APTISI Jabar
Namun kenyataannya aksi tersebut tidak mendapat sambutan besar dari masyarakat.
Rocky Gerung menganggap mobilisasi ini sebagai taktik yang tidak efektif dalam meraih simpati publik karena rakyat tahu batas etis dalam mendukung seorang pemimpin apalagi jika legitimasi pemimpin tersebut diragukan.
Rocky Gerung secara tegas menyebut bahwa salah satu alasan utama gagalnya dukungan ini adalah merosotnya legitimasi Jokowi.
Beberapa faktor yang menjadi sorotan adalah dugaan pelanggaran konstitusi serta keterlibatan keluarganya dalam politik.
“Kenapa harus ada pasukan pembela Jokowi, sementara rakyat tahu dia melakukan banyak pelanggaran konstitusi?” tanya Rocky Gerung.
Baca Juga: Andika - Hendi dan Agustina - Iswar Mendapat Dukungan Tim Advokat Perkasa dan Jaguar