Bisnisbadnung.com - Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Haji mengungkapkan sejumlah temuan penting terkait penyimpangan dan dugaan korupsi dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2024.
Pansus berfokus pada penggunaan anggaran negara yang sangat besar, mencapai lebih dari satu triliun rupiah, dan menemukan sejumlah masalah dalam pelaksanaannya.
Dilansir dari youtube Hersubeno Point, menurut Pansus, Kementerian Agama lebih mengutamakan keuntungan finansial ketimbang memastikan kualitas pelayanan kepada jemaah haji.
“Menurut Pansus, Kementerian Agama lebih fokus pada keuntungan finansial daripada kualitas pelayanan untuk ibadah haji tahun 2024,” papar Hersubeno Arief seorang jurnalis FNN.
Baca Juga: Moeldoko Ungkap Pesan Terakhir Jokowi, Hindari Kebijakan Kontroversial di Akhir Masa Jabatan
Temuan utama meliputi ketidaksesuaian menu katering yang disediakan dengan perencanaan awal.
Jemaah haji yang diharapkan mendapatkan hidangan khas Nusantara malah menerima makanan cepat saji, yang tidak sesuai dengan kebiasaan mereka dan menyebabkan ketidaknyamanan saat beribadah.
Dalam investigasinya, Pansus juga menemukan bahwa dapur katering tidak memenuhi standar yang ditetapkan.
Dugaan adanya kolusi antara penyedia katering dan pejabat Kementerian Agama semakin memperkuat dugaan adanya penyimpangan dalam pengelolaan anggaran haji.
Selain itu, Pansus mengidentifikasi masalah pada penumpukan jemaah saat wukuf di Arafah, di mana pemenang tender diduga mengalihkannya kepada subkontraktor, yang menyebabkan masalah dalam penempatan dan pelayanan jemaah.
Hersubeno Arief, menyebutkan bahwa temuan Pansus juga mencakup isu terkait kuota haji tambahan yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi.
Meskipun Arab Saudi memberikan kuota tambahan sebanyak 20.000 jemaah, pembagian kuota ini tidak sesuai dengan kesepakatan yang ada.
Baca Juga: Ketum KADIN Di Kudeta, Selamat Ginting Sebut Wajar: Arsjad Rasjid Saja Diangkatnya Tidak Lazim