Bisnisbandung.com - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru-baru ini membuat pernyataan yang mengundang perhatian publik terkait potensi chaos dalam pemerintahan.
Dalam acara peringatan ulang tahun ke-23 Partai Demokrat, SBY menyampaikan kekhawatirannya mengenai fenomena yang ia sebut sebagai "matahari kembar" dalam politik.
Pernyataan ini dianggap Rocky Gerung sebagai kritik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan dinamika politik menjelang transisi kepemimpinan yang akan datang.
Baca Juga: Tips membangun koneksi profesional agar meraih sukses di karir
SBY menggunakan metafora "matahari kembar" untuk menggambarkan situasi di mana ada dua sosok dominan dalam pemerintahan atau partai politik.
Menurutny, keberadaan dua "matahari" dalam satu sistem dapat menyebabkan ketidakstabilan dan kekacauan.
"Satu matahari saja sudah sangat panas, apalagi jika ada dua," ujar SBY.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung ini mengisyaratkan potensi konflik dan kebingungan yang dapat timbul dari kondisi tersebut.
Lebih lanjut SBY menjelaskan bahwa selama masa jabatannya sebagai Presiden, ia selalu menghindari konflik dengan memberikan ruang bagi pemimpin baru untuk mengambil alih kendali tanpa gangguan.
Baca Juga: Penyanyi cilik era 80an Puput Novel Meninggal Dunia
Ia menegaskan bahwa kepemimpinan yang efektif hanya mungkin jika ada satu figur sentral yang memimpin tanpa intervensi dari pihak lain.
Pernyataan ini dinilai sebagai sinyal jelas bahwa SBY tidak setuju dengan upaya Jokowi untuk tetap berperan aktif di luar jabatannya.
Rocky Gerung menyatakan bahwa pernyataan SBY ini juga merupakan sinyal untuk Jokowi agar memahami posisi dan peranannya setelah masa jabatannya berakhir.
Dikutip dari youtube pribadinya, Rocky Gerung menjelaskan "Pernyataan ini bukan hanya mengingatkan soal partai tetapi juga negara."
Baca Juga: Outfit Terbaik Untuk Musim Hujan Tahun Ini, Sudah Punya Belum?