Baca Juga: Dewan Pers dan Industri Media Tolak RUU Penyiaran, Perlawanan terhadap Ancaman Kemerdekaan Pers
Hingga kini, pemerintah telah menggelontorkan lebih dari Rp72,3 triliun dari APBN untuk proyek senilai Rp466 triliun, sementara dana tambahan terus dicari dari investor domestik dan asing.
Juga menghabiskan Rp87 miliar–membengkak dari tahun sebelumnya–untuk upacara HUT RI ke-79 di IKN.
Di balik narasi megah pembangunan ibu kota, terselip beban ekonomi dan kerusakan ekologis yang diwariskan kepada rakyat.
“Di balik megahnya cerita pembangunan ibu kota negara di depan dunia internasional, Jokowi mewariskan beban ekonomi dan beban kerusakan ekologis kepada rakyat.
Baca Juga: Indonesia Gencar Suarakan Kemerdekaan Palestina, Israel Tidak Berani Menyerang Negeri Ini
APBN yang seharusnya diinvestasikan untuk kepentingan mendesak kesejahteraan rakyat malah dihambur-hamburkan demi proyek mercusuar yang menyengsarakan rakyat.
Laporan “Ibu Kota Baru untuk Siapa” dari Koalisi #BersihkanIndonesia menemukan indikasi bahwa penerima keuntungan dari proyek bisnis ini tak lain elite ekonomi-politik yang terhubung dengan pemerintahan saat ini,” kata Meike Inda Erlina, Juru Kampanye Trend Asia.
Protes dari berbagai lapisan masyarakat juga ramai di media sosial dengan tagar #IndonesiaisNotForSale.
Netizen menyuarakan ketidakpuasan karena indonesia telah dijajah sudah 350 tahun, namun jangan lagi di tambah 190 tahun ke depan.
Baca Juga: Kekuatan Israel di Ujung Tanduk, Berikut 6 Tanda Kemerdekaan Palestina Akan Segera Tiba
Ketidakpuasan mereka terhadap arah kebijakan yang dinilai menjual masa depan bangsa kepada kepentingan segelintir elite.
"Negara ini adalah warisan yang harus kita jaga untuk generasi mendatang, bukan milik perseorangan atau kelompok tertentu," tulis salah satu pengguna media sosial, mencerminkan perasaan yang sama dengan para aktivis di lapangan.
Dengan perayaan yang penuh dengan simbol perlawanan, masyarakat Penajam Paser Utara dan berbagai organisasi sipil menyuarakan satu pesan jelas: Indonesia bukanlah barang dagangan, dan kemerdekaan sejati harus diperjuangkan dengan melawan segala bentuk penindasan dan eksploitasi.***