Oleh karena itu, kritik yang ia sampaikan terhadap Presiden Jokowi bukanlah serangan pribadi, melainkan bagian dari tanggung jawab sebagai pengamat politik.
Penjelasan ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat memahami perbedaan antara aspek etis dan politis dalam kehidupan bernegara.
Rocky Gerung berharap bahwa dengan pernyataan ini, ada upaya lebih lanjut untuk mempelajari politik dari perspektif intelektual dan memahami pentingnya sportivitas dari sisi etika.
Dengan demikian, publik dapat lebih bijak dalam menyikapi isu-isu politik dan tidak mudah terjebak dalam pandangan yang sempit atau emosional.
“Jadi, tidak ada kaitan antara olahraga dan politik. Nah, buat saya, itu saya pisahkan dengan baik. Dan tetap, saya akan memberikan kritik kepada Presiden Jokowi bukan sebagai personal, tapi sebagai kepala negara atau kepala pemerintahan,” tuturnya.***