Oleh karena itu, ia menduga bahwa KIM mungkin akan mengusung calon lain yang tidak memiliki nama besar, namun cukup kuat untuk memenangkan kontestasi ini.
“Artinya apa? Ini yang seringkali agak luput. Kenapa saya ngomong begini? Karena kenyataannya, di negara ini politik kita 2024 ini, apa yang tampak di depan mata seakan-akan terjadi hitam dan putih. Di akhir tikungan itu berubah secara total,” lugas Adi Prayitno.
Dengan situasi politik yang dinamis, publik terus menanti siapa yang akan menjadi calon final untuk Gubernur Jakarta.
Sementara itu, pertarungan di ibukota diprediksi akan menjadi ajang yang lebih dari sekadar kompetisi politik biasa, melainkan sebuah cerminan dari strategi dan kekuatan koalisi partai di tingkat nasional.***