Bisnisbandung.com - Keputusan bebas terhadap Ronald Tannur, yang diduga terlibat dalam kekerasan hingga menyebabkan kematian Dini Sera Afrianti, telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk politisi Ahmad Sahroni.
Di channel YouTube Akbar Faizal Uncensored, Sahroni tidak menahan diri dalam mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap keputusan hakim PN Surabaya.
Ahmad Sahroni menyoroti kurangnya kesadaran hakim dalam menangani kasus ini. Menurutnya, hakim yang memutuskan membebaskan Ronald tidak memahami fakta-fakta yang bahkan telah viral di ruang publik.
Baca Juga: Lanjutkan Program Jokowi, Raja Juli: Prabowo Siap Ngantor di IKN
“Terketuk hati bahwa ini sangat memalukan. Hakimnya, saya bilang sakit. Bahkan kemarin saya juga menyampaikan kalau hakimnya enggak punya TV atau enggak punya gadget, biar saya beliin aja,” ucapnya.
Ia bahkan mengkritik ketidakpekaan para hakim terhadap perasaan keluarga korban dan menganggap mereka tidak bermoral. Sahroni merasa keputusan tersebut merusak citra sistem peradilan di Indonesia.
Ahmad Sahroni menegaskan bahwa fakta hukum menunjukkan adanya tindakan kekerasan yang menyebabkan kematian, namun hakim justru memutuskan sebaliknya dengan alasan yang tidak masuk akal, yaitu pengaruh alkohol pada korban.
Baca Juga: Hukum Indonesia Seperti Poco-Poco, Megawati: Berputar Tanpa Arah
Ia juga mendorong agar semua bukti otopsi dan fakta-fakta terkait disajikan kepada publik untuk transparansi.
“Ini kan bodoh sekali! makanya saya katakan kepada lawyernya untuk semua bukti terkait dengan apa yang menjadi hasil otopsi sajikan di publik,” ungkapnya.
Ahmad Sahroni bahkan menawarkan bantuan untuk melaporkan dugaan penggelapan atau pelanggaran hukum lainnya kepada pihak berwenang seperti KPK, Kejaksaan, atau Kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.
Anggota DPR Komisi III ini juga menyoroti ketidaksesuaian antara tuntutan jaksa dan putusan hakim.
Baca Juga: Prabowo Harus Selesaikan Masalah HAM untuk Masa Depan Indonesia, Rocky Gerung: Dia Tahu Itu Duri
“Ini saya bilang, hakim-hakim ini, yang bertiga, tiga-tiganya sakit, enggak bermoral. Ini merusak citra bangsa kita dalam sisi pengadilan,” bebernya.