Bisnisbandung.com - Di Bocor Alus, Rocky Gerung menjawab pertanyaan mengenai apakah Prabowo akan sama buruknya dari pemerintahan Jokowi.
Menurut Rocky Gerung, seharusnya pertanyaannya bukan tentang apakah Prabowo akan seburuk Jokowi, tetapi apakah Prabowo akan meneruskan keburukan yang ada.
“Bukan seburuk, pertanyaannya, kalau begitu berarti Prabowo betul-betul meneruskan keburukan Jokowi, kan? Karena kan dianggap begitu, kan?” tuturnya dilansir dari youtube tempodotco.
Baca Juga: Menakar Peluang Agus Irawan Menjadi Bupati Boyolali
Rocky Gerung menekankan bahwa Prabowo sebagai calon pemimpin baru harus menunjukkan keseriusan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dan tidak hanya basa-basi sebagai bentuk kesopanan politik.
Salah satu tantangan utama yang disebutkan olehnya adalah terkait demokrasi. Ia menyoroti pentingnya untuk membatalkan undang-undang yang berpotensi mengembalikan Indonesia ke sifat militaristik, seperti undang-undang Polri dan TNI.
“Jadi kita mau lihat apa yang akan jadi beban pada Prabowo atau apa yang mesti dia selesaikan sebagai beban supaya dia bisa lari dengan cara berpikir yang bersih,” lugasnya.
Baca Juga: Terapkan Lagom Dan Niksen Untuk Hidup Damai Sejahtera
Sebaliknya, Prabowo perlu memulihkan undang-undang yang menghormati nilai-nilai sipil, termasuk undang-undang omnibus law dan kebebasan pers.
Rocky Gerung juga mengingatkan bahwa jika Prabowo gagal membatalkan undang-undang otoriter dan tetap mempertahankan politik yang berkarakter otoriter, ia bisa menjadi lebih buruk dari Jokowi.
“Kenapa? Jokowi seorang sipil bertindak secara militaristik, Prabowo dasarnya militaristik. Kalau tidak diimbangi dengan fasilitas solidaritas ini, undang-undang yang penuh, dia akan jadi lebih buruk dari Jokowi, kan,”jelasnya.
Baca Juga: Menakar Pengaruh Jokowi Dalam Pilkada 2024
Prabowo, yang memiliki latar belakang militer, perlu menyeimbangkan pemerintahannya dengan solidaritas dan undang-undang yang humanis untuk menghindari hal ini.
Tantangan lain yang dihadapi Prabowo adalah masalah legitimasi. Meskipun terpilih secara legal, legitimasi Prabowo masih dipertanyakan, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.