nasional

PDIP di Bawah Tekanan, Panda Nababan: Kisah Megawati dan Tragedi Kudatuli

Jumat, 26 Juli 2024 | 18:30 WIB
Politikus senior PDIP Panda Nababan (dok instagram Panda Nababan)


Bisnisbandung.com - Politikus senior PDIP Panda Nababan mengungkap sejarah asli tragedi Kudatuli yang menimpa partainya.

Dalam podcast Keadilan TV, Panda Nababan menceritakan bagaimana PDIP mengalami tekanan berat dan kekerasan yang dialami oleh para kadernya.

Panda Nababan mengingat betapa tidak dihormatinya Megawati Soekarnoputri, putri Proklamator Indonesia Soekarno oleh pihak-pihak tertentu pada masa itu.

Baca Juga: 5 Cara Kamu Ampuh untuk Menghapus Masa Lalu Burukmu itu

"Masa orang gak memandang Megawati itu adalah putra Sang Fajar, anaknya Soekarno yang harus dihormati," kata Panda Nababan.

Namun kenyataannya Megawati dan kader PDIP lainnya menghadapi berbagai bentuk tekanan dan intimidasi.

Panda Nababan juga menceritakan proses terbentuknya PDIP sebagai partai baru setelah reformasi.

"Kelahirnya PDI Perjuangan itu karena proses reformasi, satu kelahiran yang baru," ujarnya.

Baca Juga: 4 Cara Efektif Mempertahankan Bisnismu di Tengah Persaingan yang Ketat Untuk Pemula

PDIP lahir dari semangat bersama untuk melanjutkan perjuangan partai yang telah difusi pada tahun 1971 oleh Soeharto yang menyatukan beberapa partai menjadi PDI.

Salah satu momen paling dramatis yang diceritakan Panda Nababan adalah kongres tahun 1993 di Surabaya, di mana Megawati terpilih sebagai Ketua Umum PDIP.

"Kongres itu sangat panas, asbak pun terbang, kursi terbang. Megawati sampai sembunyi di bawah meja," kenang Panda Nababan.

Meskipun menghadapi situasi yang sangat berbahaya, Megawati berhasil terpilih dengan mayoritas suara.

Panda Nababan mengisahkan bagaimana mereka harus berpindah-pindah tempat rapat untuk menghindari deteksi oleh pemerintahan Soeharto.

Baca Juga: Pilihan Makanan Terbaik untuk Tubuh kamu: Panduan Lengkap untuk Kesehatan Optimal dan Prima

Halaman:

Tags

Terkini