"Dengan menyodorkan Jusuf Hamka Golkar seolah berkata 'Kami sudah memberikan yang terbaik kalau Jokowi tidak setuju, itu bukan salah kami'," jelas Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung di internal Golkar sendiri langkah ini menimbulkan perdebatan.
Banyak kader muda Golkar yang merasa diabaikan karena partai lebih memilih mengusung nama besar seperti Jusuf Hamka.
"Anak-anak muda di Golkar merasa ini tidak sesuai dengan prinsip meritokrasi yang mereka perjuangkan," ungkap seorang kader muda Golkar.
Baca Juga: Cokelat nDalem Menjadi Contoh Sukses Usaha Mikro Bersama BRI
Rocky Gerung menjelaskan menunjukkan Golkar masih berusaha mencari jati diri di tengah pengaruh kuat Jokowi dan keluarganya.
Rocky Gerung menegaskan "Golkar harus kembali ke prinsip sebagai partai modern dan teknokratis, bukan feodal."
"Ini PR besar bagi Airlangga dan jajaran pengurus Golkar lainnya," pungkas Rocky Gerung.***