Bisnisbandung.com - Menjelang pilkada, Anies Baswedan mantan capres nomor urut 01 telah menyatakan akan maju di Pilgub DKI.
Sontak hal ini mendapat banyak antusias bagi para pendukungnya terutama mereka warga Jakarta yang sangat berharap Anies dapat memimpin kembali DKI.
Refly harun seorang pakar hukum tata negara menyoroti keputusan Anies Baswedan yang ingin melangkah di Pilkada DKI.
Baca Juga: Prabowo Presiden yang Sial, Faisal Basri: Warisan Beban Berat dari Jokowi
Menurut Refly, Anies Baswedan memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilgub DKI, mengingat popularitasnya yang tinggi.
“Kalau kita berpegang pada kata-kata Surya Paloh, Anies itu bikin capek. Bikin capeknya ialah karena dia yang paling moncer jadi DKI satu,” ungkap Refly.
Refly juga menyoroti kemungkinan Anies memenangkan pertarungan dengan mudah, jika tidak ada intervensi seperti bantuan sosial (bansos) yang sering dikaitkan dengan politik gentong babi.
Baca Juga: Roy Suryo: Negara Pakai Windows Defender? Ini Kelemahan Fatal PDN!
“Sama seperti Pilpres, banyak yang berkeyakinan kalau seandainya tidak ada kecurangan, Anies bakal menang. Karena fakta di masyarakat, dukungan, dan kampanye-kampanye dia jauh lebih besar dibandingkan dengan kampanye Prabowo atau Ganjar,” jelasnya.
“Rating dia dalam debat capres lebih tinggi dari dua kandidat lainnya, tapi toh dia kalah telak,” tambah Refly.
Refly mengungkapkan bahwa kekalahan Anies pada Pilpres lalu dipengaruhi oleh apa yang ia sebut sebagai "politik gentong babi".
Baca Juga: Luhut Bantah Jokowi 'Sodorkan' Kaesang Pangarep untuk Pilgub Jakarta
Politik Gentong Babi mempunyai pengertian berupa pengeluaran negara yang digunakan untuk kepentingan sepihak. Ia menduga bahwa politik serupa bisa menjadi penghalang bagi Anies dalam Pilgub DKI mendatang.
“Maka saya mengatakan dalam konteks nasional saja, Anies hanya bisa distop dengan politik gentong babi, apalagi dalam konteks Pilkada DKI,” jelasnya.