nasional

Ray Rangkuti: Nasdem Tak Konsisten dengan Narasi Perubahan Jika Dukung Pemerintahan Prabowo

Sabtu, 27 April 2024 | 11:30 WIB
pengamat politik Ray Rangkuti (dok youtube kompas)


Bisnisbandung.com - Pertemuan antara Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto baru-baru ini menuai sorotan tajam dari sejumlah pengamat politik Ray Rangkuti.

Menurut Ray Rangkuti langkah Nasdem yang memberikan dukungan kepada Prabowo dinilai sebagai langkah yang bertentangan dengan komitmen awal mereka sebagai partai oposisi.

Ray Rangkuti menekankan, Nasdem seharusnya mengkonsolidasikan diri sebagai kekuatan oposisi, terutama mengingat jargon perubahan yang mereka usung sejak awal.

Baca Juga: AS Disebut Munafik Oleh China: Kritik Terhadap Kemitraan Rusia-China

Namun Ray Rangkuti menilai dukungan mereka kepada Prabowo menunjukkan adanya pragmatisme politik yang mengaburkan garis-garis ideologis yang seharusnya dipegang teguh.

Dikutip dari youtube kompas, Ray Rangkuti menjelaskan "Jika Nasdem benar-benar setia pada jargon perubahan, seharusnya mereka menjadi partai yang pertama kali mendeklarasikan diri sebagai oposisi."

"Karena jelas Nasdem memiliki perbedaan dengan koalisi yang dipimpin oleh Pak Prabowo," tambahnya.

Pertemuan antara Nasdem dan Prabowo dipandang sebagai hasil dari pragmatisme politik.

Di mana Nasdem mungkin sedang mengejar posisi menteri dan keuntungan lainnya dalam struktur pemerintahan.

Baca Juga: Benarkah Generasi Sekarang Adalah Generasi Strawberry?

Namun, langkah ini juga dianggap sebagai pengkhianatan terhadap komitmen awal Nasdem untuk menjadi agen perubahan dan penyeimbang terhadap kekuatan pemerintahan.

Perubahan sikap Nasdem dari sikap oposisi ke dalam aliansi dengan Prabowo menimbulkan pertanyaan tentang keberadaan mereka sebagai penentang atau sekadar pengejar kursi di pemerintahan.

Pertemuan antara Nasdem dan Prabowo juga dipandang sebagai pertemuan yang terlalu dipaksakan.

Lebih didorong oleh kepentingan politik pragmatis daripada keselarasan ideologis.

Baca Juga: TikTok di Amerika: Antara Penjualan dan Pemblokiran, Langkah Kontroversial Biden

Halaman:

Tags

Terkini