Bisnisbandung.com - Pertemuan antara Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto baru-baru ini menuai sorotan tajam dari sejumlah pengamat politik Ray Rangkuti.
Menurut Ray Rangkuti langkah Nasdem yang memberikan dukungan kepada Prabowo dinilai sebagai langkah yang bertentangan dengan komitmen awal mereka sebagai partai oposisi.
Ray Rangkuti menekankan, Nasdem seharusnya mengkonsolidasikan diri sebagai kekuatan oposisi, terutama mengingat jargon perubahan yang mereka usung sejak awal.
Baca Juga: AS Disebut Munafik Oleh China: Kritik Terhadap Kemitraan Rusia-China
Namun Ray Rangkuti menilai dukungan mereka kepada Prabowo menunjukkan adanya pragmatisme politik yang mengaburkan garis-garis ideologis yang seharusnya dipegang teguh.
Dikutip dari youtube kompas, Ray Rangkuti menjelaskan "Jika Nasdem benar-benar setia pada jargon perubahan, seharusnya mereka menjadi partai yang pertama kali mendeklarasikan diri sebagai oposisi."
"Karena jelas Nasdem memiliki perbedaan dengan koalisi yang dipimpin oleh Pak Prabowo," tambahnya.
Pertemuan antara Nasdem dan Prabowo dipandang sebagai hasil dari pragmatisme politik.
Di mana Nasdem mungkin sedang mengejar posisi menteri dan keuntungan lainnya dalam struktur pemerintahan.
Baca Juga: Benarkah Generasi Sekarang Adalah Generasi Strawberry?
Namun, langkah ini juga dianggap sebagai pengkhianatan terhadap komitmen awal Nasdem untuk menjadi agen perubahan dan penyeimbang terhadap kekuatan pemerintahan.
Perubahan sikap Nasdem dari sikap oposisi ke dalam aliansi dengan Prabowo menimbulkan pertanyaan tentang keberadaan mereka sebagai penentang atau sekadar pengejar kursi di pemerintahan.
Pertemuan antara Nasdem dan Prabowo juga dipandang sebagai pertemuan yang terlalu dipaksakan.
Lebih didorong oleh kepentingan politik pragmatis daripada keselarasan ideologis.
Baca Juga: TikTok di Amerika: Antara Penjualan dan Pemblokiran, Langkah Kontroversial Biden
Artikel Terkait
Gibran Tidak Dapat Satyalancana Tapi Raih Penghargaan Lain, Ungkap Mendagri Tito Karnavian
Pemerintahan Prabowo-Gibran Akan Perpanjangan Proyek Kereta Cepat Whoosh Sampai Surabaya
Tanggapan Politikus Senior Partai Golkar Idrus Marham Terkait Jumlah Kursi Menteri di Pemerintahan Prabowo
Rocky Gerung: Tak Didukung PKS Dan Nasdem Untuk Maju Pilkada DKI, Anies Bisa Bikin Partai Sendiri
Rocky Gerung vs Andi Mallarangeng, Debat Sengit Soal Putusan MK
Jusuf Kalla Tanggapi Keputusan PDIP dan PKS untuk Menjadi Oposisi