nasional

Rocky Gerung: Prof. Yusril Dilema Moral Antara Etika dan Politik dalam Bela Gibran

Rabu, 3 April 2024 | 18:00 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung (dok youtube Rocky Gerung)


Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyebut seorang anggota tim pengacara 02 Prof. Yusril dilema.

Menurut Rocky Gerung, Prof. Yusril mengakui bahwa pencalonan Gibran memiliki masalah moral yang cukup serius.

Dalam pernyataannya saat sidang MK Yusril menyebut Gibran sebagai penyeludupan hukum, ini menjadi sorotan Rocky Gerung.

Baca Juga: Harapan Manchester United untuk finis empat besar Premier League tetap hidup

Kehadiran Prof. Yusril dalam tim pengacara Prabowo-Sandiaga Uno menjadi sorotan, terutama setelah pengakuan tersebut.

Sebagai seorang akademisi, etikus, dan juga seorang pemain politik, Yusril dihadapkan pada dilema moral yang sulit terkait dengan pencalonan Gibran.

Dikutip dari youtube pribadinya, Rocky Gerung menjelaskan "Yusril sekarang kalau begitu apa argumen yang dia pakai tuh, jadi walaupun itu sebetulnya kesadaran yang tiba-tiba jadi Dilema".

Perdebatan etis mengenai partisipasi Yusril dalam pembelaan terhadap Gibran semakin memanas.

Sebagian kalangan menilai bahwa Yusril harus mempertimbangkan posisinya sebagai seorang akademisi dan pemimpin politik, yang seharusnya mementingkan kejujuran dan moralitas di atas segalanya.

Baca Juga: Guardiola Marah Atas Jadwal Pertandingan Liga Champions: Real Madrid Diuntungkan Lebih Banyak

Rocky Gerung menekankan "Saya berteman dengan Yusri dan saya tahu cara berpikir dia."

"Walaupun tidak mungkin diucapkan di ruang sidang Tetapi kan ruang sidang mahkamah konstitusi dilatar belakangi oleh persaingan politik," tambahnya.

Sejumlah pihak juga mempertanyakan konsistensi Yusril dalam menghadapi situasi ini.

Seandainya dia memilih untuk tetap membela Gibran, hal itu bisa menjadi beban moral bagi dirinya sendiri dan juga bagi tim hukum Prabowo.

Baca Juga: 27 Pemain Dipanggil Shin Tae-yong untuk Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Halaman:

Tags

Terkini