Bisnisbandung.com-Sebelumnya sempat viral di media sosial di mana akun itu menyebutkan bila wahana di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, menjadi "Dino Sirotolmustakim".
Awalnya, Akun @dolbyatmoz menulis di video itu jika teriakan saat naik wahana itu bukan lantaran menguji adrenalin, tetapi karena ia menganggap wahana itu tidak safe atau aman.
Terkait video yang viral itu, pihak Taman Margasatwa Ragunan memberi klarifikasi berkaitan keamanan wahana yang sebetulnya namanya Kid's Forest Playground.
Baca Juga: Cantik! 5 Rekomendasi Tipe Jenis Brand Lokal Sepatu Hitam Wanita Yang Laku di Shopee dan TIKTOK
Dikutip dari lambeturah, pada Minggu (10/9/3023), humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang pastikan jika sarana itu telah ada semenjak tahun 2006 dan dikelola CV Virgin Abadi.
"Sepanjang sarana ini dioperasikan sebelumnya tidak pernah ada catatan kecelakaan pengunjung," sebut Wahyudi.
"Perawatan sarana ini dilaksanakan dengan teratur tiap hari sama sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh mekanik yang handal, dari segi keamanan, sarana itu diperlengkapi safety belt. Pengunjung beberapa anak dibatasi cuma dua orang. Apabila pengunjung di bawah usia harus dalam pendampingan orangtua," sambungnya.
Baca Juga: Nggak Tanggung-tanggung! China Berinvestasi $21,7 miliar ke Indonesia, Begini Tujuan China
Wahyudi menerangkan, bila wahana itu tidak cuma berada di tempatnya, tetapi ada juga di Wiladatika Cibubur, Cikole, Pandeglang Banten, dan Matahari alun-alun Cianjur.
Pengunjung yang ingin tahu mencoba wahana monorail kereta ini dapat tiba langsung ke Taman Margasatwa Ragunan.
Dikutip dari halaman Ragunan, Taman Margasatwa berada di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, merupakan tempat wisata paling murah dan termudah dicapai dalam kota.
Baca Juga: Tidak Sembarangan, 5 Sifat Ini Hanya Dimiliki Oleh Orang Berkualitas
Satwa-satwa dan taman lansekapnya luas disertai beberapa pohon besar yang teduh jadi daya magnet untuk keluarga untuk berekreasi, khususnya diakhir minggu.
Taman Margasatwa dibangun tahun 1864 awalnya berada di Jakarta Pusat, selanjutnya dipindah ke Jakarta Selatan di tahun 1966.