Semoga dengan izin Allah, Indonesia akan tetap menjadi negeri yang damai, tenteram, dan optimis," ujarnya.
Sementara itu, dalam ceramah yang disampaikan, Gus Miftah mengajak masyarakat Indonesia
Untuk tetap waspada terhadap paham-paham radikal yang dapat mengancam persatuan dan kerukunan.
Baca Juga: Presiden Resmikan Indonesia Arena, Erick Thohir Bangga Olahraga Basket Akhirnya Miliki Arena Megah
Hal ini penting mengingat bahwa semakin banyak perbedaan pandangan dalam agama dan budaya yang ada di Indonesia.
Gus Miftah, yang dikenal sebagai pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji, menyampaikan
Tentang lima ciri orang yang cenderung memiliki pandangan radikal.
Pertama, mereka sulit menerima perbedaan pandangan, termasuk dalam hal-hal seperti tata cara sholat, seperti tahiyat atau doa qunut.
"Sementara ada empat imam mazhab yang berbeda, yakni Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali. Perbedaan ini adalah hal yang wajar.
Kita bebas memilih imam mazhab sesuai dengan keyakinan kita.
Salah satu dari mereka bahkan mengatakan, kita harus mengikuti imam mazhab yang berlaku di tempat kita beribadah," ungkap Gus Miftah.
Baca Juga: Ini Tanggapan Pengamat Soal Sikap Erick Thohir Pada Korban Kanjuruhan: Elegan dan Humanis
Ciri kedua adalah kurangnya pemahaman dasar keilmuan, tetapi mereka sering mengutip Alquran dan Hadis untuk mendukung pandangan mereka.
"Contohnya, ada yang menganggap bahwa siapa pun yang menyanyikan lagu 'Padamu Negeri' dianggap sebagai musyrik.
Padahal, nyanyian tersebut adalah bentuk penghormatan terhadap tanah air, bukanlah ibadah," jelasnya.
Artikel Terkait
Wakil Presiden Paparkan Tiga Instrumen Mitigasi Antisipasi Puncak El Nino
Diduga Melakukan Penipuan Umrah, Polda Jawa Barat Tahan Pimpinan PT Wina Ekspres
Kemenkes Perluas Imunisasi HPV Gratis, Cegah Kanker Leher Rahim
Penanganan Bencana Kekeringan di Papua Tengah, Presiden Panggil Menko PMK
Kendalikan Harga Minyak Goreng, Kemendagri Minta Peran Pemda
Melangkah ke Negeri Sakura: Menag Optimis Produk Halal Indonesia Menembus Pasar Jepang