Bisnisbandung.com - Saat ini, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diantaranya Amerika dan Eropa tengah melambat.
Data Bank Indonesia Jabar menyebutkan, pertumbuhan PDB Amerika Serikat melambat dari tahun 2021 ke 2023 yaitu dari 5,7 menjadi 0,9. Sedangkan pertumbuhan PDB Eropa melambat dari 5,2 menjadi 0,4 pada rentang tahun yang sama.
Melambatnya pertumuhan ekonomi negara-negara maju tersebut berpotensi menurunkan permintaan ekspor Jawa Barat. Apalagi, ekonomi Jawa Barat bergantung pada sektor industri, yaitu sekitar 42,5 persen.
Menyikapi berbagai tantangan yang dihadapi Jabar, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Erwin Gunawan Hutapea menyatakan, diperlukan strategi dan inovasi untuk menemukan sumber pertumbuhan ekonomi baru, termasuk potensi ekonomi dan keuangan syariah. Hal tersebut untuk memperkuat struktur ekonomi domestik.
Pencarian strategi dan inovasi tersebut diupayakan dengan menggelar West Java Economic Society 2023.
Baca Juga: Penyelewengan Penjualan BBM Subsidi, Pertamina Tindak Tegas!
"Terkait dengan berbagai tantangan tersebut, sinergi antara seluruh pemangku kepentingan dengan pendekatan pentahelix itu akan menjadi fokus kita, terkait dengan bagaimana antisipasi dampak perkembangan di global dengan kita tetap menjaga stabilitas domestik dan mendorong pertumbuhan secara berkesinambungan sehingga gelaran WJES 2023 menjadi sangat penting dan relevan untuk mencari solusi dan juga wadah bersama untuk berkolaborasi dengan pemikiran dan rekomendasi kebijakan kepada pemangku kepentingan," ujarnya.
Sebagai salah satu cara memperkuat struktur ekonomi domestik, pihaknya merekomendasikan agar kinerja sektor industri sebagai penopang perekonomian Jawa Barat dan nasional diperkuat.
Selain itu, sejalan dengan salah satu pilar strategis Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023, yaitu ekonomi digital, dan gelaran Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia 2023, digitalisasi diyakini akan menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Barat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional dan ekosistem digital.
Baca Juga: Bukan karena Anak-anak, Polisi Tegaskan Bus Masuk Kejurang di Guci, Tegal Jawa Tengah
Pilar digitalisasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dan memperkuat 2 pilar strategis dalam keketuaan ASEAN lainnya, yaitu pembangunan kembali perkembangan regional, konektivitas, dan persaingan baru, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jabar, Setiawan Wangsaatmaja menyatakan, Pemprov Jabar akan semakin memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders, termasuk Bank Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tetap positif.
Pihaknya terus berupaya mempercepat dan memperluas digitalisasi pemerintah daerah melalui TP2DD baik dari sisi pembayaran, pembiayaan hingga pelayanan publik sebagai fokus seluruh pemerintah daerah se-Jabar, dalam mencapai visi Jabar Digital Province.
Baca Juga: Kemendag Efisiensi Rantai Suplai Kebutuhan Pokok Lewat Modernisasi Warung
Dukungan pun diberikan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia yang diungkapkan oleh Ketua ISEI Bandung Koordinator Jabar, Martha Fani Cahyandito.
Artikel Terkait
Kemenkes Ingatkan Indonesia Belum Keluar dari Status Darurat Covid - 19, Jangan Lengah!
Kasus 'Staycation' di Cikarang Merugikan Karyawan Wanita, Menaker Berkomitmen untuk Melawannya
Kisah 20 Tahun Hubungan Persaudaraan Provinsi Jateng - Fujian
Ketua Panja Jamin RUU Kesehatan, Prioritas Utama Adalah Melindungi Nakes
Persyaratan Baru Menurut RUU Kesehatan Bagi Nakes WNA, Bahasa Indonesia Wajib Dikuasai!
Harga Minyak Goreng Curah Dan MinyaKita Terus Naik, Berada di Atas HET