Guru Gembul Heran Bahlil Dikritik dan Dicaci Maki, Sementara Presiden Prabowo?

Baca Juga: Anomali Iklim! Ancaman Bibit Siklon Tropis Meningkat, BMKG Laporkan Potensi Bencana Hidrometeorologis

Dalam konteks ini, nama Bahlil Lahadalia kerap menjadi sasaran kritik publik terkait isu tambang, lingkungan, dan investasi.

Padahal, Guru Gembul menilai kebijakan-kebijakan tersebut merupakan bagian dari arah besar pemerintahan yang telah disetujui presiden.

Namun, kritik publik hanya berhenti pada sosok menteri tanpa menyentuh aktor utama di balik kebijakan.

Hal serupa terjadi dalam kasus bencana dan kerusakan lingkungan di Sumatera dan Aceh. Guru Gembul menyoroti bahwa deforestasi di Indonesia meningkat signifikan sejak awal pemerintahan Prabowo, bahkan disebut naik berkali-kali lipat di sejumlah wilayah.

Meski demikian, sorotan publik justru lebih banyak diarahkan kepada Zulkifli Hasan sebagai representasi partai politik, bukan kepada presiden sebagai pemegang kendali pemerintahan.

Baca Juga: Amien Rais Sebut Listyo Sigit Membangkang, Reformasi Polri Sejak Awal Hanya Jalan Buntu

“Jadi 1 tahun masa pemerintahan Pak Prabowo, deforestasi di Indonesia itu naik 3 sampai 5 kali lipat di berbagai daerah. Tapi kalau kita mau mengkritik, kita mengkritiknya itu kepada Pak Zulhas. Kenapa Pak Zulhas? Karena dia adalah dari partai,” jelasnya.

Ia juga menyinggung gelombang kritik terhadap DPR dalam berbagai isu legislasi, seperti pembahasan undang-undang strategis.

Menurutnya, kritik tersebut kembali meleset dari sasaran karena mayoritas anggota DPR merupakan bagian dari koalisi pendukung Prabowo. Dengan komposisi tersebut, hampir semua keputusan politik di parlemen tidak terlepas dari arah kebijakan pemerintah.

Guru Gembul menyimpulkan bahwa Prabowo berhasil membangun lapisan “penyangga politik” yang membuat dirinya sulit disentuh kritik langsung.

Tokoh-tokoh yang kerap disorot publik berfungsi sebagai tameng, sementara presiden tetap menjaga citra positif di ruang publik.***

Baca Juga: Heboh! Aceh Kirim Surat ke PBB, Kecewa dengan Sikap Negara Saat Rakyat Dilanda Bencana