bisnisbandung.com - Pegiat media sosial Alifurraham mengungkapkan keheranannya terhadap sikap sejumlah elit politik nasional yang dinilai tetap fokus membicarakan agenda kekuasaan di tengah bencana banjir bandang yang melanda Aceh dan sebagian wilayah Sumatera.
Menurutnya, hingga kini penanganan bencana tersebut masih belum tuntas, sementara ribuan korban jiwa dilaporkan meninggal dan ratusan lainnya masih dinyatakan hilang.
Alifurraham menilai situasi kemanusiaan yang terjadi sangat memprihatinkan. Ribuan warga terdampak masih menunggu bantuan dengan kepastian yang belum jelas, sementara proses evakuasi dan pemulihan belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Baca Juga: Heboh! Aceh Kirim Surat ke PBB, Kecewa dengan Sikap Negara Saat Rakyat Dilanda Bencana
Dalam kondisi tersebut, ia mempertanyakan kepekaan moral para elit politik yang justru ramai membicarakan wacana koalisi permanen dan kelanjutan kekuasaan hingga 2029.
“Beberapa elit partai politik tiba-tiba bicara soal koalisi permanen. Tiba-tiba mereka bicara soal kekuasaan sampai tahun 2029. Saya enggak ngerti,” heranya dilansir dari YouTube Seword TV.
“Di tengah suasana bencana yang sangat mengerikan seperti Aceh dan Sumatera, kok sempat-sempatnya para pejabat atau elit partai kita, menteri kita, berbicara soal koalisi, soal kekuasaan sampai tahun 2029,” lanjutnya.
Isu koalisi permanen itu, menurut Alifurraham, mengemuka saat perayaan Hari Ulang Tahun Partai Golkar pada 5 Desember lalu.
Dalam momentum tersebut, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengusulkan gagasan koalisi permanen dengan alasan untuk memperkuat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Gagasan itu dinilai berorientasi pada stabilitas kekuasaan jangka panjang.
Namun, Alifurraham mempertanyakan urgensi wacana tersebut. Ia menilai pemerintahan saat ini sudah sangat kuat secara politik, mengingat hampir seluruh partai politik telah bergabung dalam koalisi Kabinet Merah Putih, dengan pengecualian PDI Perjuangan.
Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan tidak adanya ancaman serius terhadap stabilitas pemerintahan yang memerlukan pembentukan koalisi permanen.
Ia juga mempertanyakan motif di balik munculnya gagasan tersebut. Dalam pandangannya, wacana koalisi permanen justru memunculkan kesan adanya ketakutan politik tertentu di kalangan elit, meskipun kekuatan politik pemerintah saat ini tergolong dominan.
Terkait perayaan HUT Partai Golkar yang berlangsung di tengah bencana, Alifurraham mengaku sempat menahan diri untuk tidak memberikan komentar.
Artikel Terkait
Bencana Aceh-Sumatera Jangan Sampai Terulang, Pakar Klimatologi Wanti-Wanti NTB dan NTT
Purbaya Ungkap Dampak Bencana Aceh-Sumatera Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Antisipasi Bencana, 191 UPT BMKG di Daerah Dikerahkan Beri Peringatan Cuaca Ekstrem
Heboh! Aceh Kirim Surat ke PBB, Kecewa dengan Sikap Negara Saat Rakyat Dilanda Bencana