Sherly Tjoanda Akui Hasil Tambang Hanya Dinikmati Segelitir Pihak, Kerusakan Ekologis Baru Mulai Didata?

photo author
- Selasa, 25 November 2025 | 19:30 WIB
Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara (Tangkap layar youtube Kompas TV)
Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara (Tangkap layar youtube Kompas TV)

bisnisbandung.com - Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda menegaskan komitmennya untuk memastikan aktivitas pertambangan di wilayahnya berjalan tanpa merusak lingkungan, meski hingga kini ia belum memiliki data resmi mengenai kondisi kerusakan ekologis.

Sherly menyampaikan bahwa ia belum dapat memberikan penilaian mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi selama bertahun-tahun karena belum menerima laporan menyeluruh terkait kondisi ekologis.

Ia menyatakan baru memulai proses pendataan setelah menjabat dan berfokus pada upaya memastikan aktivitas tambang memberikan manfaat ekonomi tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.

Baca Juga: NU di Persimpangan, Krisis Kepemimpinan Yahya Staquf dan Tarik-Menarik Faksi PBNU

“Ini kan saya baru dilantik 9 bulan, saya baru mendata. Saya akan memastikan bahwa benefit ekonomi yang dihasilkan oleh tambang tidak merusak lingkungan,” terangnya dilansir dari youtube Kompas TV.

Menurutnya, industri tambang merupakan sektor berumur pendek sehingga kekayaan mineral seharusnya dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur dan layanan publik yang lebih berkelanjutan.

Sherly menyoroti ironi tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang menembus lebih dari 39 persen pada kuartal tiga namun tidak disertai dengan pemerataan kesejahteraan.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Dorong Upaya Penguatan Identitas Jawa Barat di Gedung Sate

“Saya tidak bisa menjawab kesalahan ekologis karena saya tidak punya data untuk itu. Tetapi yang saya lihat bahwa pemanfaatan Maluku Utara sebagai salah satu penghasil nikel terbesar di Indonesia, dampak ekonominya tidak dirasakan oleh masyarakat Maluku Utara itu iya,” imbuhnya.

Ia mengungkapkan masih banyak wilayah yang tertinggal secara infrastruktur, termasuk jalan sepanjang ribuan kilometer yang belum terbangun dan fasilitas kesehatan yang jauh dari memadai.

Pengalamannya kehilangan suami akibat kurangnya layanan kesehatan menjadi pengingat bahwa manfaat industri ekstraktif selama 15 tahun terakhir belum dinikmati secara merata oleh masyarakat.

Ia juga menyoroti berbagai kejadian viral yang menggambarkan kondisi pendidikan dan aksesibilitas yang memprihatinkan, seperti anak sekolah yang harus menyeberangi sungai atau menempuh perjalanan panjang tanpa sarana transportasi memadai.

Dalam refleksi masa kerja awal, Sherly mengakui bahwa sektor tambang belum sepenuhnya menjadi fokus pembenahannya.

Baca Juga: Bukan Sekadar Gapura, Penjelasan Arsitek ITB Soal Desain yang Dinilai Mirip Candi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X