Hikam mengingatkan bahwa situasi ini dapat berkembang menjadi mobilisasi massa jika tidak dihadapi dengan pendekatan rekonsiliatif.
Dalam perspektifnya, kondisi menjelang muktamar seharusnya dimanfaatkan untuk menenangkan suasana, bukan memperbesar gesekan.
Tradisi penyelesaian konflik ala NU yang mengedepankan pendinginan situasi dan musyawarah para kiai dinilai penting untuk menghindari eskalasi lebih jauh.
Ia menekankan perlunya langkah cepat untuk meredam ketegangan, mengingat proses politik internal masih panjang menuju muktamar.***
Artikel Terkait
Sindir Greenpeace Indonesia, Ketua PBNU Sebut Menolak Total Adanya Penambangan Bentuk Wahabinisme
Dilabeli Ekstrem, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Sindir Konsesi-Konsesi tambang PBNU
Siap Dipanggil KPK terkait Kasus Haji, Sekjen Tegaskan PBNU Tak Terlibat
PBNU Desak Trans7 Ambil Langkah Nyata Usai Tayangan Kontroversial
PBNU Soroti Fenomena Gus-Gusan Modal Ganteng dan Lucu, Imbau Masyarakat Lebih Cerdas