bisnisbandung.com - Menjelang Muktamar Nahdlatul Ulama, dinamika internal organisasi kembali mencuat dan menjadi perhatian publik.
Pengamat politik President University, Muhammad AS Hikam, menilai ketegangan yang muncul bukan hanya terkait Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, yang menolak mundur.
Tetapi juga menyangkut dinamika besar di tubuh organisasi yang menaungi lebih dari seratus juta warga.
Menurut analisisnya, perbedaan pandangan dalam organisasi sebesar NU merupakan hal yang lumrah, mengingat kompleksitas aset, fungsi sosial, serta peran strategisnya di Indonesia.
Baca Juga: Kadin Dorong Digitalisasi Pupuk Subsidi untuk Perbaiki 75% Lahan Marginal Indonesia
Namun, penyelesaian konflik seharusnya tidak bertumpu semata pada pendekatan legal-formal. Tradisi penyelesaian masalah di lingkungan NU seperti tabayun, diskusi, dan musyawarah dengan para masyaikhseharusnya tetap diutamakan.
“Walaupun kelihatannya memang ada landasan-landasan legal formal, tetapi tampaknya akan menjadi persoalan yang tadi disinggung,” ujarnya dilansir dari youtube Metro TV.
“Yaitu akan menciptakan kelanjutan-kelanjutan dan kekhawatiran-kekhawatiran yang akan menjadi masalah yang bergejolak bukan saja pada tataran PBNU, tapi bisa juga merembet ke mana-mana ke bawah,” sambungnya.
Hikam menilai dinamika yang berkembang kini terkesan langsung berujung pada langkah-langkah drastis terhadap Ketua Umum.
Padahal secara tradisional, proses klarifikasi serta ruang dialog menjadi bagian penting dalam menjaga keseimbangan antara Suriyah sebagai lembaga tertinggi dan Tanfidziyah sebagai pihak eksekutif yang memiliki kedudukan sejajar.
Ia melihat bahwa langkah yang terlampau cepat dan berbasis legalitas semata berpotensi memunculkan masalah baru. Ketegangan di tingkat pusat, jika tidak mereda, dapat merembet hingga struktur wilayah dan cabang.
Indikasi itu terlihat dari kabar adanya rencana pertemuan sejumlah PWNU di Surabaya, yang diperkirakan tidak sekadar agenda rutin.
Baca Juga: Dr Indrawan Nugroho Ungkap Sistem Produksi yang Membuat MrBeast Tak Terkalahkan di YouTube
Artikel Terkait
Sindir Greenpeace Indonesia, Ketua PBNU Sebut Menolak Total Adanya Penambangan Bentuk Wahabinisme
Dilabeli Ekstrem, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Sindir Konsesi-Konsesi tambang PBNU
Siap Dipanggil KPK terkait Kasus Haji, Sekjen Tegaskan PBNU Tak Terlibat
PBNU Desak Trans7 Ambil Langkah Nyata Usai Tayangan Kontroversial
PBNU Soroti Fenomena Gus-Gusan Modal Ganteng dan Lucu, Imbau Masyarakat Lebih Cerdas