Ahli Gizi Geram Evaluasi Kasus Keracunan MBG dari Pemerintah Dinilai Belum Tepat

photo author
- Minggu, 26 Oktober 2025 | 07:05 WIB
Program Makan Gizi Gratis (Tangkap layar youtube Kompas TV)
Program Makan Gizi Gratis (Tangkap layar youtube Kompas TV)

bisnisbandung.com - Kasus keracunan makanan yang terjadi pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi perhatian publik.

Sejumlah evaluasi sudah disampaikan pemerintah, termasuk anjuran penggunaan air galon yang dimasak serta penyediaan alat makan yang higienis.

Namun, penilaian dari praktisi gizi klinis, Dokter Tan Shot Yen, menunjukkan bahwa fokus evaluasi tersebut dinilai belum menyentuh inti persoalan.

Baca Juga: Mahfud MD Soroti Ranjau Kontraktual dalam Proyek Kereta Cepat Whoosh

Menurutnya, masalah utama bukan pada jenis air yang digunakan atau alat makan yang tersedia, melainkan pada keseluruhan proses pengolahan makanan.

Kasus keracunan yang terjadi sebelumnya menunjukkan adanya makanan yang tidak layak konsumsi, seperti nasi yang berlendir hingga ditemukan belatung, serta ayam yang belum matang sempurna.

Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pemilihan bahan baku dan proses memasak tidak dilakukan sesuai standar sanitasi yang seharusnya. Selain itu, sistem pengawasan kualitas makanan disebut belum berjalan optimal.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Semringah, Tak Dilibatkan dalam Restrukturisasi Utang Kereta Cepat

Prosedur kelayakan higienis seperti Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), sertifikasi sanitasi, hingga standar pelatihan bagi petugas dapur dinilai belum diterapkan secara menyeluruh sebelum program MBG diluncurkan.

Akibatnya, pelatihan dan sertifikasi baru ramai dilakukan setelah terjadi kasus keracunan, yang menunjukkan lemahnya perencanaan sejak awal.

Untuk mencegah kejadian serupa, dibutuhkan perbaikan tata kelola yang menyeluruh. Evaluasi harus mencakup standar pemilihan bahan baku, proses penyimpanan, teknik memasak, serta pengawasan ketat terhadap setiap tahapan produksi makanan.

“Jadi ini tata kelolanya memang kacau balau gitu loh. Jadi kalau menurut hemat saya ya memang coba deh kita beresin dulu tata kelolanya,” ungkap Dokter Tan dilansir dari YouTube Kompas TV.

“HACCP nya dibenerin, sertifikat bukan diburu-buru supaya SPPG nya menjadi halal gitu ya, tapi betul-betul kita menjalankan sesuai dengan aturan yang berlaku,” imbuhnya.

Baca Juga: Air Galon Bukan Solusi, Irma Suryani Tegaskan SPPG Harus Dibenahi Menyeluruh

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X