Ia juga menggarisbawahi penurunan signifikan tingkat kepuasan publik dalam survei IPO dan Celios. Penurunan ini dianggap bukan semata karena ketidakpuasan, tetapi karena publik merasa bingung terhadap peran wakil presiden yang belum terlihat jelas.
Hersubeno kemudian membandingkan eksposur Gibran dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang lebih sering tampil di forum internasional dan membahas isu strategis.
Menurutnya, perbedaan ini memperlihatkan kontras antara figur yang membangun citra politik dengan figur yang menunjukkan kinerja substantif.
Lebih jauh, ia menilai tingginya hasil survei dari sebagian lembaga lebih mencerminkan strategi branding politik, bukan gambaran kinerja.
“Jadi Gibran ini bisa kita simpulkan bahwa kalau nilainya tinggi, itu bukan cermin dari kinerja, tapi hasil dari framing politik. Kita tahu Gibran itu mulai aktif kan sekarang kembali mengumpulkan relawannya, terutama jaringan dan Gibran Center,” lugasnya di YouTube pribadinya.***
Baca Juga: Menguak Di Balik Kasus Kematian Timothy, Keanehan Soal CCTV Lantai 4 FISIP Udayana Dipertanyakan
Artikel Terkait
Pertemuan 2 Jam di Kertanegara, Pengamat: Jokowi Minta Perlindungan Prabowo untuk Gibran dan Bobby?
Dagangan Politik Mugidi Sudah Tak Laku! Sindiran Pedas Amien Rais untuk Jokowi & Gibran
Setahun Prabowo-Gibran, Ganjar: Jangan Cuma Gagah di Janji, Bukti Mana?
Setahun Prabowo-Gibran, Pengamat: Politik Aman Tapi Eksekusi Program Masih Bolong!
Survei Celios Bikin Kaget! Awalil Rizky: Publik Kecewa, Janji Politik Prabowo-Gibran Setengah Hati!