Pengamat Soroti Fenomena Pansos di Pemerintahan Prabowo, Singgung Menteri “Penyelamat Ekonomi”

photo author
- Rabu, 22 Oktober 2025 | 19:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto (Tangkap layar youtube Merdekadotcom)
Presiden Prabowo Subianto (Tangkap layar youtube Merdekadotcom)

bisnisbandung.com - Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai muncul fenomena panjat sosial atau pansos di lingkar pemerintahan Prabowo Subianto setelah satu tahun masa kepemimpinan berjalan.

Sejumlah menteri disebut berlomba membangun citra positif di depan publik dengan memanfaatkan dukungan lembaga survei dan buzzer.

Fenomena ini muncul ketika beberapa nama pejabat kabinet tiba-tiba mendapat penilaian tinggi dalam survei kinerja, meski sebelumnya banyak dipertanyakan publik.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Bongkar Modus Curang di Ditjen Pajak: Bagi Dua Hasil Negosiasi

Rocky menilai kondisi ini mencerminkan strategi pencitraan politik yang minim gagasan dan arah ideologis yang jelas.

“Jadi kelihatannya itu yang mulai terjadi, dan beberapa menteri yang juga berupaya untuk menampilkan diri sebagai ‘penyelamat ekonomi’ misalnya, itu gagal untuk mengerti bahwa ada struktur yang ditinggalkan oleh kolonialisme itu,” ujarnya di YouTube pribadinya.

Para tokoh yang terlibat dalam upaya membangun popularitas dinilai tidak memiliki visi kuat mengenai arah bangsa.

Alih-alih mengajukan gagasan kebangsaan, mereka lebih menonjolkan angka dan popularitas semu tanpa menyentuh persoalan mendasar seperti sejarah, ideologi, dan keadilan sosial.

Baca Juga: Pengamat Timur Tengah Sebut Gencatan Senjata Hamas-Israel Hanya Bertahan karena Tekanan Trump

“Jadi kita harus betul-betul mengevaluasi satu tahun ini supaya kita bisa bikin proyeksi bahwa Indonesia hanya bisa dihitung kalau dia punya semacam kegigihan ideologi dalam pertandingan dengan ideologi-ideologi dunia,” tegasnya.

Bagi Rocky Gerung ini merupakan kegagalan memahami sejarah panjang Indonesia termasuk warisan kolonialisme, imperialisme, dan feodalisme menjadi salah satu akar lemahnya kepemimpinan.

Ia mengingatkan bahwa arah ideologi yang jelas sangat penting bagi sebuah negara untuk bersaing dalam arena global. Tanpa pijakan ideologis yang kuat, bangsa hanya akan terjebak dalam politik pencitraan dangkal.

Ia juga menyoroti kecenderungan sejumlah tokoh pemerintahan yang berupaya tampil sebagai penyelamat ekonomi nasional, namun mengabaikan struktur warisan masa lalu yang membentuk ketimpangan hari ini.

Baca Juga: Survei Celios Bikin Kaget! Awalil Rizky: Publik Kecewa, Janji Politik Prabowo-Gibran Setengah Hati!

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X