Bisnisbandung.com - Pegiat media sosial Ade Armando kembali melancarkan kritik pedas kepada Dr. Tifa dan sejumlah tokoh yang selama ini menuding ijazah Jokowi palsu.
Menurut Ade klaim riset algoritma yang digunakan Tifa untuk membuktikan tuduhannya hanyalah kebohongan besar.
“Dulu saya masih khawatir jangan-jangan tuduhan mereka benar. Tapi sekarang tidak ada lagi keraguan soal kebenaran Jokowi,” ujar Ade dalam youtubenya.
Baca Juga: Monique Rijkers Usulkan Indonesia Ambil Alih Pengelolaan Gaza Sementara
Ade menyoroti langkah Tifa dan rombongan yang mendatangi Komnas HAM awal pekan ini.
Mereka mengaku mengalami intimidasi, teror, hingga ancaman terhadap keluarga dan meminta perlindungan dari lembaga tersebut.
Bahkan Tifa berharap Komnas HAM bisa memfasilitasi pertemuan langsung dengan Presiden.
Namun yang membuat Ade geregetan adalah klaim Tifa bahwa tuduhannya didukung riset algoritma yang menunjukkan 93% rakyat percaya ijazah Jokowi palsu.
“Riset algoritma itu tujuannya mengkaji dan mengoptimalkan algoritma bukan menilai keaslian ijazah. Itu omong kosong,” tegas Ade.
Baca Juga: Kepemimpinan Bupati Pati Dinilai Ugal-ugalan, Kerap Mengambil Keputusan Tanpa Libatkan DPRD
Menurut Ade jika ingin mengetahui pendapat masyarakat soal isu ijazah caranya sederhana: lakukan survei.
“Bukan bikin istilah riset algoritma biar kelihatan ilmiah,” tambahnya.
Ade juga meragukan tuduhan Tifa soal ancaman dari kubu Jokowi.
Ia menilai pendukung Jokowi adalah orang yang taat hukum dan tidak menghalalkan kekerasan.
Baca Juga: Munculnya Raja-Raja Kecil, Kasus Pati Cerminkan Masalah Sistemik Desentralisasi di Indonesia
Artikel Terkait
Adi Prayitno Analisis Pertemuan Gibran dan Try Sutrisno Bisa Tenangkan Publik
Pertumbuhan Ekonomi 5,12% di Triwulan II, Awalil Rizky: Data BPS Perlu Diuji
Ratusan Botol Miras dan Obat Keras Disita, Farhan: Demi Selamatkan Anak Muda!
Kenaikan PBB 1.000 Persen Cirebon Batal, Dedi Mulyadi: Demi Rakyat
Bupati Sudewo Dikepung 100 Ribu Warga! Ikrar Nusa Bhakti: Ini Pelajaran
Bupati Pati Sudewo Dituding Arogan, Amien Rais: Mental Pejabat Feodal Masih Ada di Indonesia