Terkait apakah aktivitas belajar agama di rumah doa membutuhkan izin, Menag menilai hal tersebut sebaiknya dilihat dari pendekatan sosiologis bukan administratif semata.
“Komunikasi adalah kunci. Di banyak tempat pendekatan sosiologis jauh lebih penting. Kalau dilakukan dengan permisi dan komunikasi yang baik, biasanya tidak ada masalah,” ujarnya.
Ia juga mencontohkan pengalamannya ketika anaknya menempuh pendidikan di luar negeri yang tetap mendapat pendidikan agama melalui masjid dengan izin sekolah.
Baca Juga: Tersangka Kasus Chromebook Diduga di Afrika, MAKI Curiga Ada Pihak yang Membantu
Menag membenarkan bahwa pihaknya telah mengirimkan tim ke lokasi kejadian di Padang.
Ia juga menyatakan mendukung proses hukum terhadap pelaku perusakan jika terbukti melanggar hukum.
“Kalau memang ada unsur pidana ya silakan diproses. Siapapun yang salah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegasnya.
Menag Nasaruddin mengklaim gagasan kurikulum cinta ini mendapat sambutan positif dari berbagai tokoh lintas agama.
Baca Juga: Polemik ‘Baju Biru’ dan Aliran Dana Isu Politik, Silvester: Pak Jokowi Tidak Ada Kepentingan
Ia berharap ke depan masyarakat bisa lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan.
“Kalau kita sudah bersentuhan secara sosiologis maka otomatis perbedaan agama tidak jadi soal. Semua agama mengajarkan toleransi,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Partai NasDem Sarankan Wapres Gibran Berkantor di IKN, Ini Responsnya
Fenomena Rohana dan Rojali, Rocky Gerung: Tantangan Berat bagi Presiden Prabowo
Dedi Mulyadi Tanya ‘Pacar Ada Enggak?’ ke Pamong Praja Cantik, Ini Jawabannya!
Dukungan Jokowi ke PSI Bikin Panas, Silvester Matutina Bongkar Strategi Politik Sesungguhnya
Drama Ijazah Jokowi Sudah Overdosis, Rudi S Kamri: Rakyat Mulai Lelah!
Gubernur Dedi Mulyadi Minta Kepala Daerah Jawa Barat Jangan Asal Izinkan Study Tour, Ini Sebabnya!