Bisnisbandung.com - Rocky Gerung kembali bersuara lantang.
Dalam youtube terbarunya, Rocky Gerung menyoroti pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang memuji PSI (Partai Solidaritas Indonesia).
Prabowo menyebut kedekatannya secara historis karena sang ayah, Prof. Sumitro Djojohadikusumo pernah menjadi tokoh di Partai Sosialis Indonesia.
Baca Juga: ARSITEK DI BALIK TIRAI: Pendiri Sekolah Elit Dunia dan Misi Tersembunyi Mereka
Namun menurut Rocky Gerung perbandingan Prabowo itu berbahaya dan menyesatkan secara historis.
Rocky Gerung meminta agar Prabowo segera mengoreksi pernyataan tersebut demi keadilan sejarah dan intelektual bangsa.
"Pak Prabowo harus koreksi. Jangan samakan PSI yang sekarang dengan PSI-nya Sultan Sjahrir. Itu dua hal yang berbeda secara ideologis, sejarah, dan moral!" tegas Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengungkap bahwa PSI era Sultan Sjahrir adalah partai kader yang berisi intelektual dan pejuang demokrasi.
Partai ini bahkan dibubarkan oleh Soekarno karena menolak otoritarianisme dan mempertahankan demokrasi.
Sementara PSI yang sekarang yang kerap disebut sebagai "PSI Gajah Merah" dan dipimpin Kaesang Pangarep, putra Jokowi.
Menurut Rocky Gerung lebih condong menjadi partai pragmatis yang dekat dengan kekuasaan.
"PSI dulu itu melawan kekuasaan. PSI sekarang justru menghamba kekuasaan. Mana mungkin itu bisa disamakan?" sindir Rocky Gerung.
Lebih lanjut Rocky Gerung menyentil bahwa PSI sekarang justru mengusung ideologi "Jokowisme", yang menurutnya bertolak belakang dengan sosialisme.
Baca Juga: Sekolah Rahasia Para Penguasa: Tempat Elit Dididik untuk Menguasai Dunia!
Artikel Terkait
Ancaman PHK di Sektor Wisata Makin Nyata, Awalil Rizky: Pemerintah Harus Beri Solusi Cepat!
Amien Rais Sebut 10 Tahun Jokowi adalah Politik Pengkhianatan Nasional!
Angka Kemiskinan BPS Diragukan, Bank Dunia Sebut Bisa Capai 68%! Ekonom: Metode BPS Perlu Direvisi
Bantahan Tegas Suhadi: Jokowi Tak Pernah Incar Gibran Jadi Capres 2029 Lewat PSI
IKN Telan Triliunan Rupiah, Pengamat ekonomi: Moratorium Jadi Solusi atau Bom Waktu APBN?
OJK Harus Bertindak! Ekonom: Gerakan Gagal Bayar Pinjol Bisa Rusak Industri Fintech