Cukup SMA Bisa Jadi Presiden, Pendidikan Tak Dianggap Penting di Indonesia? Sorotan Adi Prayitno

photo author
- Minggu, 20 Juli 2025 | 12:00 WIB
Adi Prayitno, Pengamat Politik (Tangkap layar youtube Adi Prayitno)
Adi Prayitno, Pengamat Politik (Tangkap layar youtube Adi Prayitno)

Adi Prayitno menilai bahwa keputusan ini sekaligus memperkuat anggapan bahwa dunia akademik dan dunia politik merupakan dua ranah yang berbeda.

Jika seseorang ingin mengejar karier di bidang akademik, tentu dibutuhkan pendidikan hingga jenjang tinggi seperti doktoral atau profesor. Namun, dalam ranah politik, gelar akademik tidak menjadi syarat utama untuk berhasil.

Dengan kondisi ini, calon pemimpin di masa depan tidak harus memiliki latar belakang akademik tinggi untuk bisa berkompetisi dalam pemilu.

Baca Juga: Tulisan Satir di Mural Truk Jadi Sorotan, Blak-Blakan Kritik Mantan Presiden

Selama memiliki dukungan politik dan kemampuan memenangkan simpati rakyat, peluang untuk memimpin tetap terbuka lebar.

Ini juga menjadi sinyal bahwa sistem demokrasi di Indonesia mengedepankan keterbukaan akses, sekaligus menegaskan bahwa ijazah bukan satu-satunya indikator kapabilitas politik.

Fenomena ini juga mengonfirmasi pernyataan sejumlah politisi yang menyebut bahwa nilai akademik tidak berbanding lurus dengan prestasi politik.

Dalam sistem pemilu langsung, kekuatan elektoral, kemampuan komunikasi, dan daya tarik personal justru lebih menentukan keberhasilan seorang kandidat.***

Baca Juga: Rocky Gerung Singgung Motif di Balik Kasus Ijazah Jokowi, Dinilai Jadi Alat Permainan Opini

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X