Pernyataan ini langsung dibalas Dedi Mulyadi dalam pidatonya.
Ia menegaskan bahwa kemacetan di Bandung adalah tanggung jawab wali kota bukan gubernur.
Bahkan Dedi Mulyadi menyindir Jakarta sebagai kota yang “panas,” berbeda dengan Bandung yang “dingin.”
"Kalau bicara banjir memang ada banjir kiriman dari Bogor ke Jakarta. Tapi yang mengalihfungsikan lahan di Bogor itu bukan orang Jawa Barat, bisa ditebak lah orang mana," kata Dedi Mulyadi.
Baca Juga: Tragedi Brigadir Nurhadi Bukti ‘Molimo’ Merusak Penegak Hukum, Pandangan Jurnalis Senior
Balas-pantun politik antara dua gubernur ini menjadi pembahasan hangat publik.
Adi Prayitno menilai rivalitas seperti ini sebenarnya bisa menjadi hal positif jika diarahkan untuk mendorong kinerja dan penyelesaian masalah nyata di daerah masing-masing.
"Kalau ingin menunjukkan siapa yang terbaik, buktikan dengan solusi konkret. Soal kemacetan, pengangguran, kemiskinan, banjir itu tantangan sesungguhnya," ujar Adi Prayitno.
Baca Juga: Jerat Hukum Makin Berat, Zarof Ricar Tersangka Lagi di Temuan Baru Kejaksaan
Lebih jauh rivalitas ini disebut relevan secara nasional.
Sebab baik Dedi Mulyadi maupun Pramono Anung sering dikaitkan dengan bursa capres atau cawapres 2029.
Tak heran jika perseteruan di antara mereka menjadi perhatian elite politik dan publik luas.
"Ini bukan cuma saling sindir ala Jakmania vs Bobotoh. Ini dinamika politik daerah yang punya resonansi nasional," tutup Adi Prayitno.***
Artikel Terkait
Bantah Isu Oligarki, Dedi Mulyadi Sindir Pendukung ‘Anti-Oligarki Pura-Pura’!
Teras Cihampelas Jadi Ikon atau Beban? Ono Surono: Warga Bandung Harus Dukung!
Rocky Gerung Dorong Gibran Berkantor di Papua, Siap ‘Diuji Nyali’ Jadi Pemimpin!
Wakil Presiden di Papua, Pengamat: Bukan Tugas Baru tapi Beban Berat untuk Gibran
Ade Armando Sebut Podcast Panji-Rocky Gerung Sarang Hoaks, Jokowi dan Gibran Jadi Korban Fitnah!
Bahaya Laten “Geng Solo” & Titipan Jokowi di Kabinet, Amien Rais Pasang Alarm Merah!