Tak hanya menyinggung personal, tuduhan itu dinilai merusak kredibilitas perjuangan TNI dalam menjaga keutuhan negara.
Dalam pandangan Prof. Ikrar, situasi ini menjadi kompleks karena tidak hanya menyangkut konflik personal, tetapi juga mempertaruhkan legitimasi pemerintahan saat ini.
Ia menilai Gibran sebagai simbol dari penyimpangan reformasi, mengingat latar belakang pencalonannya yang melibatkan perubahan mendadak dalam aturan pemilu dan dugaan pelanggaran konstitusi.
Prof. Ikrar menyebut bahwa pemakzulan Gibran bisa dianggap wajar jika mempertimbangkan berbagai polemik yang mengiringinya.
Ia juga menyatakan bahwa gerakan para purnawirawan kini telah melebar ke kalangan aktivis demokrasi, pegiat HAM, dan bahkan partai-partai politik besar seperti Gerindra dan PDIP.***
Baca Juga: Jerat Hukum Makin Berat, Zarof Ricar Tersangka Lagi di Temuan Baru Kejaksaan
Artikel Terkait
Yusril Klarifikasi Gibran Tidak Berkantor di Papua, Hensat: Apakah Ada Lobi-Lobi
Peneliti BRIN Sudah Prediksi soal Munculnya Isu Pemakzulan Gibran, Singgung Sikap Bangsa yang Reaktan
Penugasan Gibran ke Papua Dinilai Sarat Makna, Pengamat Sebut Ada Dua Tafsir
Rocky Gerung Dorong Gibran Berkantor di Papua, Siap ‘Diuji Nyali’ Jadi Pemimpin!
Wakil Presiden di Papua, Pengamat: Bukan Tugas Baru tapi Beban Berat untuk Gibran
Ade Armando Sebut Podcast Panji-Rocky Gerung Sarang Hoaks, Jokowi dan Gibran Jadi Korban Fitnah!