Bisnisbandung.com - Pengamat politik Adi Prayitno buka suara soal maraknya praktik prostitusi di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menurut Adi Prayitno fenomena ini mencerminkan masih sulitnya akses terhadap lapangan kerja khususnya di wilayah-wilayah pembangunan baru seperti IKN.
Dikutip dari youtubenya, Adi Prayitno menjelaskan "Apapun yang dilakukan para pekerja prostitusi adalah bentuk dari himpitan ekonomi. Hidup mereka tidak dianggap makin baik."
Adi Prayitno menyoroti laporan-laporan dari media sosial dan media online yang menyebut banyaknya pekerja seks komersial (PSK) di sekitar Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, lokasi IKN.
Hal itu dinilai kontras dengan narasi pemerintah yang menggadang IKN sebagai pusat peradaban baru Indonesia.
"Padahal IKN sedang dipersiapkan sebagai episentrum ekonomi, politik, dan sosial baru. Tapi kenyataannya justru muncul berita soal prostitusi yang meresahkan," ungkapnya.
Ia menyebut berdasarkan informasi dari aparat setempat, praktik prostitusi di kawasan IKN sudah terjadi sejak dua tahun lalu.
Bahkan disebut-sebut para pelanggannya bukan berasal dari warga lokal melainkan para pendatang yang bekerja di proyek-proyek pembangunan.
Baca Juga: Memadukan Afirmasi Positif Dan Meditasi Sebagai Terapi Penyembuhan
"Katanya mereka datang dari luar daerah mungkin karena jauh dari keluarga dan butuh pelampiasan biologis. Tapi tetap saja ini harus jadi perhatian serius," tegas Adi Prayitno.
Lebih jauh Adi Prayitno menilai persoalan ini menunjukkan bahwa janji-janji pemerintah soal penyediaan lapangan kerja di IKN belum sepenuhnya terealisasi.
Menurutnya publik justru lebih cepat menyoroti sisi negatif ketimbang kemajuan-kemajuan pembangunan yang telah dilakukan.
“Ketika IKN mulai dibangun infrastruktur sudah berdiri, kantor kementerian sudah ada, ratusan CPNS pun sudah tinggal di sana. Tapi sayangnya kabar prostitusi lebih viral daripada progres positif,” ujarnya.
Baca Juga: Sumber Survei Kepuasan Publik Dipertanyakan, Ray Rangkuti Soroti Ketidakjelasan Data
Artikel Terkait
Diusung Prabowo ke Papua, Gibran Siap Hadapi Isu HAM Panas dan Konflik Sosial!
Luhut Bilang Jokowi Dilupakan, Pengamat: Politik Kita Memang Serendah Itu!
Lapangan Golf Diduga Jadi Biang Kerok Banjir, Dedi Mulyadi Minta Proyek Dihentikan!
Terungkap! Filosofi Mendalam Logo RS Welas Asih, Ini Penjelasan KH Olih Komarudin dan Dedi Mulyadi
Soekarno-Hatta Jadi Neraka Kemacetan Bandung, Farhan: Ini Titik Utama yang Harus Disikat!
Banjir Tak Kunjung Usai, Dedi Mulyadi Tantang Kepala Daerah dan Paparkan Akar Masalah dan Solusinya