Ada dua mazhab besar di PPP: satu kubu ingin ketua umum dari internal sementara kubu lain seperti Gus Rommy dan Irfan Pulungan membuka pintu bagi figur eksternal.
“Jokowi tak mau terjebak konflik internal. Dia lebih memilih menghindari pusaran dinamika yang belum jelas arahnya,” ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.
Meski dekat dengan PSI, Adi menyebut kemungkinan lain: Jokowi tak akan bergabung dengan partai mana pun dan memilih jalur politik independen.
Baca Juga: Perkara Follow Akun Judi Online, Gibran Makin Terpojokkan di Tengah Tuntutan Pemakzulan
Namun ia menyadari opsi ini punya keterbatasan, terutama mengingat sistem politik Indonesia yang masih didominasi partai.
“Tanpa jadi ketua umum pun Jokowi sudah jadi kiblat politik PSI. Tapi kalau ingin mengusung capres, cawapres, atau kepala daerah, tetap butuh kendaraan partai,” tuturnya.
Adi menyebut jika Jokowi terlalu jauh masuk lagi ke politik praktis misalnya mendirikan partai sendiri, risikonya adalah merusak rekam jejak kemenangannya selama ini.
Jokowi dikenal sebagai figur yang tak pernah kalah dalam pemilu mulai dari Pilwalkot Solo, Pilgub DKI, hingga dua kali Pilpres.
Baca Juga: Indonesia Perlu Meniru Vietnam, KSPI Sarankan demi Selamatkan Lapangan Kerja
“Bisa jadi banyak pihak ingin Jokowi tetap tidak masuk partai manapun agar rekor kemenangan politiknya tetap utuh,” ungkap Adi.
Terlepas dari keputusannya nanti Adi menegaskan bahwa wajah politik Indonesia ke depan tak bisa dilepaskan dari sosok Jokowi.
“Bicara politik Indonesia ke depan tanpa Jokowi itu rasa-rasanya mustahil. Replika politiknya ada di mana-mana Wapres, Ketum PSI, semua itu bayangan dari Jokowi,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Kesehatan Jokowi Disorot Usai dari Vatikan, Begini Penjelasannya
Jokowi Ogah Ribut soal Pemakzulan Gibran, Kita Ini Satu Paket!
Megawati Beri Wejangan ke Sufmi Dasco, Ada Pesan Balik untuk Prabowo
Naik Skateboard ke Sekolah, 3 Bocah Hebat Depok Ini Bikin Dedi Mulyadi Terharu
Rakyat Nganggur, Elit Malah Rangkap Jabatan? Ini Sindiran Tajam Pengamat Politik
Hari Jadi Majalengka, Dedi Mulyadi Singgung ‘Gubernur Lambe Tura’ dengan Humor