Bisnisbandung.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah menghadapi tantangan eksistensial usai gagal melampaui ambang batas parlemen dalam Pemilu 2024.
Di tengah situasi tersebut, muncul langkah dari salah satu politisinya, Romahurmuziy, menawarkan posisi ketum kepada tokoh eksternal, hal ini mendapat sorotan karena dinilai mengobral Partai.
Namun, menurut Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi yang menilai bahwa PPP memang membutuhkan figur pemimpin baru yang memiliki daya tarik elektoral tinggi dan dukungan politik kuat, termasuk dari Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: PPP Di Titik Nadir? Romi Bicara Blak-blakan Sebut Plt Ketum Kader Murni Pun Tak Mampu Selamatkan
“Saya kira apa yang disampaikan oleh Gus Romi ini pendekatan, semacam real politik, ya,” ujarnya dilansir dari youtube Metro TV.
Menurut Burhanuddin, peta elektoral Indonesia saat ini telah bergeser secara signifikan.
Popularitas individu caleg menjadi faktor kunci dalam menggerakkan suara pemilih, seiring dengan merosotnya ikatan emosional masyarakat terhadap partai politik.
Tren ini mempersulit PPP untuk hanya mengandalkan kekuatan internal dan simbol partai dalam mendulang suara.
Baca Juga: Preman Dibina di Barak Militer dan Polri, Dedi Mulyadi: Pemerintah Harus Membuat Ruang Kesadaran
Burhanuddin menilai bahwa sistem proporsional terbuka menjadikan figur calon legislatif sebagai ujung tombak elektoral, bukan lagi partai.
Karena itu, PPP disebut memerlukan ketua umum yang tidak hanya populer di luar basis tradisional partai, tetapi juga memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk menopang kebutuhan caleg dan operasional partai di daerah pemilihan strategis.
Dalam penilaiannya, tidak ada kader internal PPP saat ini yang mampu memenuhi dua modal utama tersebut popularitas dan kapital. Oleh sebab itu, keterbukaan terhadap figur eksternal menjadi opsi yang logis.
Nama-nama seperti Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman disebut telah menjalin komunikasi dengan jajaran PPP, menandakan partai mulai membuka diri terhadap solusi di luar struktur konvensional.
Artikel Terkait
Soal Perpres Perlindungan Jaksa, Presiden Prabowo Tengah Bidik Kasus Korupsi Besar?
“Tiga Bubur Panas di Meja Prabowo” Said Didu: Solo, Oligarki, dan Perebutan Kekuasaan
Adi Prayitno Bongkar Peluang dan Tantangan Calon Ketua Umum PPP
Pernyataan Prabowo Soal Israel Dinilai Kontroversial, MUI Tegaskan Sikap Tegas Anti Penjajahan
Urgensi Reshuffle Kabinet, Pandangan Pakar Politik untuk Pemerintahan Prabowo
PPP Di Titik Nadir? Romi Bicara Blak-blakan Sebut Plt Ketum Kader Murni Pun Tak Mampu Selamatkan