Ia menyayangkan bahwa proses penyusunan dimulai dengan pemberian outline langsung kepada tim penyusun secara top-down, tanpa mekanisme partisipatif seperti call for paper yang terbuka untuk para peneliti dan akademisi.
“Jadi itu yang dikhawatirkan oleh kami prosesnya tidak terbuka dan tergesa-gesa,” tegasnya.
Menurutnya, sejarawan yang memiliki akses pada sumber primer dan temuan-temuan terbaru seharusnya diberikan ruang untuk menyumbang gagasan melalui proses ilmiah yang inklusif.***
Baca Juga: Dedi Mulyadi Tegaskan Urusan Persikas Kewenangan Bupati Bukan Gubernur
Artikel Terkait
Ungkap Dugaan Korupsi Luar Biasa di Sumenep, Maruarar Sirait: Saya Anak Buah Prabowo!
“Kalau Tidak Becus Segera Ganti” Pegiat Anti Korupsi Minta Presiden Prabowo Tegas Demi Basmi Korupsi
Soal Perpres Perlindungan Jaksa, Presiden Prabowo Tengah Bidik Kasus Korupsi Besar?
“Tiga Bubur Panas di Meja Prabowo” Said Didu: Solo, Oligarki, dan Perebutan Kekuasaan
Pernyataan Prabowo Soal Israel Dinilai Kontroversial, MUI Tegaskan Sikap Tegas Anti Penjajahan
Urgensi Reshuffle Kabinet, Pandangan Pakar Politik untuk Pemerintahan Prabowo