Ade membeberkan bahwa Rektor UGM sebenarnya telah menemui mahasiswa dan menanggapi sembilan tuntutan mereka termasuk soal penolakan militerisme, evaluasi anggaran pendidikan,hingga revisi sistem penanganan kekerasan seksual.
Namun menurut Ade tuntutan agar rektor ikut menyatakan mosi tidak percaya pada lembaga negara adalah tuntutan yang tidak masuk akal dan kekanak-kanakan.
“Kenapa rektor harus ikut mosi? Kalau BEM mau mosi ya silakan. Tapi jangan paksa rektorat untuk ikut. Apalagi sampai dorong-dorongan dan mengejar mobil rektor,” ucapnya.
Ade pun menyayangkan aksi protes yang berujung ketegangan antara mahasiswa dan aparat kampus.
Baca Juga: Persoalkan Wacana Kenaikan Dana Partai: Dari 100 ke 1.000 Tak Berdampak, Sekarang Mau 10.000?
Ia mendorong BEM UGM untuk introspeksi dan menunjukkan kualitas intelektual yang sebenarnya.
“Saya tidak percaya mereka dibayar. Tapi sayang sekali kalau mereka tidak lebih pintar dari yang mereka pertunjukkan sekarang,” kata Ade.
Menutup pernyataannya Ade menegaskan pentingnya akal sehat dan logika dalam menyampaikan pendapat di ruang demokrasi.
Baca Juga: Siapa Lindungi Sritex? Eks Penyidik KPK Menduga Korupsi Terencana Sejak 2020
Ia menyebut kebebasan berbicara tetap harus dibarengi dengan tanggung jawab intelektual.
“Kalau kita semua gunakan akal sehat, Indonesia akan selamat,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Di Sawah Ngawi, Wakil Presiden Gibran Ajak Petani Sampaikan Keluhan ke Pemerintah
Adi Prayitno Bongkar Peluang dan Tantangan Calon Ketua Umum PPP
Skeptis Publik Soal Ijazah Jokowi, Pengamat Politik Sebut Ini Masalah Kepercayaan
Hilal Terlihat di Aceh, Menag Nasaruddin Umar Tetapkan Idul Adha 1446 H
Bangunan Liar di Jalancagak–Ciater Dibongkar, Dedi Mulyadi: Demi Keindahan Wisata Jawa Barat
Bobotoh Rusak Gawang di GBLA Ditangkap Polisi, Dedi Mulyadi: Tak Ada Toleransi!