"Di India aplikator tidak lagi ambil potongan dari order. Driver hanya membayar biaya langganan tetap seperti langganan koran atau majalah. Itu jauh lebih fair dan transparan," jelasnya.
Tak hanya itu Adian juga menyoroti praktik penjualan slot order prioritas, di mana driver harus membayar tambahan Rp20.000 per hari agar bisa mendapatkan pesanan.
"Sudah dipotong besar masih harus bayar agar dapat order. Kejam sekali ini. Kita harus investigasi, audit keuangan aplikator ini. Jangan-jangan ini cara sistematis memeras rakyat," katanya.
Baca Juga: Kasus ‘Fantasi Sedarah’ Jadi Alarm Bahaya, MUI : Kita Defisit Moral dan Keilmuan
Adian pun mendesak agar DPR dan pemerintah segera menindaklanjuti masalah ini secara serius.
Termasuk kemungkinan mencabut aturan biaya jasa aplikasi dan layanan yang selama ini diterapkan oleh aplikator tanpa dasar hukum yang jelas.
"Kita ini seperti hidup bernegara tanpa negara. Kalau hukum hanya berlaku untuk yang lemah, itu bukan negara, itu rimba!" pungkasnya.***
Artikel Terkait
Viral SLB Pajajaran Dibongkar, Mensos: Tak Ada Pengusiran, Ini Hanya Kesalahpahaman
Relokasi SLB Pajajaran Jadi Perhatian Serius Gubernur Dedi Mulyadi
Krisis Kesejahteraan Driver Ojol, Pengamat Politik: Ini Tanggung Jawab Negara
Hendri Satrio Bongkar Dugaan Budi Arie Raup Rp 20 Miliar per Bulan dari Judi Online
Menteri Kesehatan Budi Gunadi dan Polemik Lingkar Pinggang serta Gaji, Apa Kata Pengamat Politik UIN?
Bonus Rp25 Juta untuk Siswa Sekolah Kebangsaan, Dedi Mulyadi Blak-blakan Soal Sumber Dana