bisnisbandung.com - Pemerhati perempuan dan anak, Neno Warisman, menyampaikan peringatan keras atas runtuhnya moral bangsa yang tercermin dalam munculnya grup-grup menyimpang di media sosial seperti Fantasi Sedarah.
Kasus ini menurutnya bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga pertanda kegagalan besar dalam pendidikan karakter dan pengasuhan anak di Indonesia.
Neno menilai bahwa kebangkrutan moral terjadi karena negara terlalu lama menomorduakan pendidikan keluarga.
Ia menyoroti ketiadaan perhatian serius terhadap calon orang tua sejak masa remaja, terutama saat mereka mulai memasuki fase perkembangan seksual dan emosional.
Baca Juga: Viral SLB Pajajaran Dibongkar, Mensos: Tak Ada Pengusiran, Ini Hanya Kesalahpahaman
“Ya, jadi urusan mendidik anak di rumah itu dianggap sepele. Padahal itu bukan hal sepele. Itu harus punya badan, atau bahkan harus punya kementerian sendiri,” ungkapnya dilansir dari youtube tvOneNews.
Menurutnya, pembinaan terhadap para calon ayah dan ibu seharusnya dimulai sejak di bangku sekolah menengah, sebagai upaya membentuk fondasi pengasuhan yang sehat.
Ia mengkritik pendekatan negara yang kerap mengandalkan aparat penegak hukum untuk menangani kasus-kasus menyimpang, padahal akar masalahnya terletak jauh lebih dalam.
Baca Juga: Heboh Dugaan Pungutan Rp 5,5 Juta di SMKN 13 Bandung, Ini Tanggapan Wakil DPRD Jawa Barat
Bagi Neno, pelabelan anak sebagai “nakal” juga menjadi bentuk kegagalan sistemik dalam memahami kebutuhan psikologis dan perkembangan anak secara komprehensif.
Menurutnya, banyak kasus penyimpangan seksual atau perilaku menyimpang lainnya berakar dari pengalaman masa kecil yang tidak sehat, minimnya edukasi seksual berbasis nilai, serta buruknya komunikasi dalam keluarga.
Oleh sebab itu, ia menilai bahwa pendekatan struktural harus dilakukan, mulai dari perubahan kebijakan, penyediaan pendidikan parenting yang terintegrasi, hingga pembentukan lembaga khusus yang menangani urusan pengasuhan anak dan remaja secara serius.
“Kalaulah negara mau ikut turun tangan, ya, master-master parenting itu banyak. Saya memulainya 30 tahun yang lalu enggak ada. Sekarang, enggak ada orang yang enggak bunyi soal parenting. Tapi kita tuh terseok-seok,” tegasnya.
Baca Juga: Viral SLB Pajajaran Dibongkar, Mensos: Tak Ada Pengusiran, Ini Hanya Kesalahpahaman
Artikel Terkait
Lawan Dampak Negatif Digital, Menkominfo dan Dedi Mulyadi Perkuat Perlindungan Anak Lewat PP Tunas
Strategi Dedi Mulyadi di Mata Wapres Gibran untuk Atasi Masalah Anak Nakal di Sumatera Utara
Didik Anak-Anak Nakal di Barak Militer Bisa Jadi Program Nasional? Menteri HAM Beri Usulan
Jawa Barat Terapkan Jam Malam Siswa, Dedi Mulyadi Fokus Lindungi Anak dari Bahaya Jalanan
Gibran Usul Anak Nakal Masuk Pesantren, Pengamat Politik: Solusi Cerdas Bina Generasi Muda
Blak-blakan Dedi Mulyadi ke KPAI, Singgung Penanganan Anak Bermasalah di Jawa Barat