Ia juga menyoroti kemungkinan ormas ini menjadi kendaraan politik menuju 2029.
“Gerakan civil society itu sah-sah saja tapi publik akan membaca ini sebagai manuver menjaga nama tetap diperbincangkan,” katanya.
Menurut Adi nama Anies tetap relevan dalam diskursus politik nasional.
Ia tetap jadi sorotan, bahkan ketika tak lagi menjabat. Karena itu ormas Aksi Bersama bisa jadi upaya mempertahankan stamina politik.
Baca Juga: Banyak yang Direpotkan Perkara Ijazah Jokowi, Alifurrahman Ungkap Tiga Partai Beri Tanggapan
Adi mengingatkan kalau Anies serius menuju Pilpres 2029 jalannya tetap harus lewat partai politik.
“Sejak reformasi semua presiden lahir dari partai. Tak ada yang independen,” jelasnya.
Anies memang diusung oleh NasDem, PKB, dan PKS di 2024.
Tapi pasca-kekalahan ketiga partai tersebut justru meninggalkannya.
“Di Pilkada Jakarta Anies bahkan tak didukung satupun dari mereka. PKS, PKB, dan NasDem sudah balik badan,” ungkap Adi.
Baca Juga: Makin Membingungkan, Ternyata Kasmudjo Bukan Pembimbing Akademik Jokowi
Dengan kondisi itu mendirikan partai politik sendiri atau membangun kekuatan dari ormas bisa menjadi pilihan strategis Anies.
Meski banyak tantangan Adi menyebut langkah Anies melalui Aksi Bersama sebagai gerakan positif jika benar-benar dijalankan dengan niat sosial.
“Kalau ini jadi gerakan gotong royong yang nyata, memperbaiki jalan, sekolah, atau fasilitas umum lainnya di banyak tempat, itu luar biasa,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Dendam Politik Jokowi? Pengamat Beri Peringatan untuk Rakyat Indonesia
RUU Perampasan Aset Bikin Koruptor BUMN Ketar-Ketir, Ini Alasan Mahfud!
Inilah Kisah Keluarga Jokowi, Kritikus Politik: Dari Janji Politik hingga Dugaan Ijazah Palsu
Dugaan Korupsi Proyek Fiktif Rp413 M, Telkom Pastikan Audit dan Penindakan Telah Dilakukan
Fraksi PDI Perjuangan Walk Out di DPRD Jabar, Tekan Gubernur Dedi Mulyadi untuk Klarifikasi
Ganjar Beberkan Arahan Megawati untuk Kepala Daerah PDIP