Bisnisbandung.com - Isu mengenai "matahari kembar" yang sering mengemuka seiring dengan kedekatan antara Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.
Dalam youtube Indonesia Lawyers Club, Arief Payuono seorang analis politik menegaskan bahwa tidak ada yang namanya matahari kembar dalam hubungan antara Jokowi dan Prabowo.
Menurutnya kedekatan mereka merupakan bagian dari politik 'manunggal' yakni upaya untuk menyatukan visi demi kebaikan bangsa dan negara.
Baca Juga: Polemik Kebebasan Berekspresi, Pakar Hukum UI: Demokrasi Kita Masih Bergulat antara Timur dan Barat
Arief Payuono mengungkapkan bahwa fenomena matahari kembar yang belakangan ini menjadi sorotan hanyalah narasi politik yang dibuat oleh pihak-pihak yang kontra dengan kedekatan Jokowi dan Prabowo.
Ia menjelaskan bahwa setelah pemilu 2024 keduanya memiliki chemistry politik yang sama terutama dalam soal dukungan terhadap pembangunan negara.
"Masyarakat bisa mengaitkan hubungan ini dengan istilah 'matahari kembar' tapi sesungguhnya itu adalah politik 'manunggal'," kata Arief.
Arief juga menyampaikan bahwa dalam sejarah politik Indonesia, pergantian rezim selalu membawa perbedaan yang signifikan.
Mulai dari era Soekarno, Soeharto, Gus Dur, Megawati, SBY, hingga Jokowi, semuanya memiliki dinamika politik yang berbeda.
Baca Juga: “Kebebasan Berekpresi Perlu Budi Pekerti” Pro Kontra Penangkapan Mahasiswa ITB Pembuat Meme
Namun pada 2024 Prabowo dan Jokowi dipertemukan dalam satu visi yang sama untuk mengatasi tantangan besar yang dihadapi Indonesia terutama dalam hal ekonomi dan pemerintahan.
Terkait isu mengenai menteri-menteri yang dinilai "genit" dan dianggap menimbulkan kegaduhan, Arief menambahkan bahwa hal tersebut justru memperburuk citra pemerintah.
"Prabowo harus bekerja sama dengan Jokowi karena banyak masalah ekonomi yang harus dihadapi bersama. Jadi bukan berarti mereka sejalan dalam segala hal," tegas Arief.
Menurut Arief,banyak pihak yang mencoba menggambarkan kedekatan Prabowo dan Jokowi sebagai hal yang negatif namun ia percaya bahwa ini merupakan bagian dari proses politik yang sehat.
Baca Juga: Pembuat Meme Ditangkap, Penasihat Ahli Kapolri: Rincian Hukum dalam Pasal Karet Harus Dipertajam
Artikel Terkait
Prihatin dengan Perkembangan Dunia, SBY Sebut Perang Dagang Mengancam Kehidupan Bangsa
Kak Seto Sebut Gubernur Dedi Mulyadi Sebagai ‘Sahabat Anak’ Berkat Program Pendidikan Inovatif
Meme Prabowo-Jokowi, Pengamat Politik Tegaskan: Ini Satir Bukan Tindakan Kriminal
Tekanan Global untuk Palestina Semakin Kuat, Anies: Dunia Akan Dukung Kemerdekaan
Nasi Goreng dalam Politik, Adi Prayitno Ungkap Dinamika Hubungan Megawati-Prabowo
Kang Hasan Tanggapi Program Dedi Mulyadi, Pendidikan Karakter Bukan dengan Kekerasan