Ia mencontohkan Madura, yang juga memiliki sejarah perjuangan panjang, karakteristik budaya yang kuat, serta pernah menjadi negara bagian dalam masa Republik Indonesia Serikat, namun hingga kini belum mendapatkan status khusus ataupun istimewa.
Menurut Adi, kecemburuan ini wajar muncul karena banyak daerah merasa memiliki kriteria serupa untuk mendapatkan pengakuan kekhususan.
“Jadi, pernyataan Arya Bima sebenarnya mengonfirmasi bahwa jika Solo menjadi daerah istimewa, hal ini pastinya akan menimbulkan kecemburuan dari wilayah-wilayah lain,” tegasnya.***
Baca Juga: Pengangguran Jakarta Tembus 350.000, Pemprov Diminta Transparan dalam Rekrutmen PPSU
Artikel Terkait
Faizal Assegaf: Genk Solo di Kabinet, Hambatan Bagi Prabowo dalam Mewujudkan Visi
Dari Geng Solo ke Geng Kelinci! Haris Azhar: Waspada Pergantian Pemain
Rocky Gerung: Jokowi Bikin Anomali Politik Tak Hadiri Open House Istana tapi Terima Tamu di Solo
Pengamat Menelisik Bahaya Politikal Sinyal dari Kunjungan Menteri ke Solo Bertemu Jokowi
Terkuak! Saksi Hidup Mantan Sekda Solo Sebut Jokowi Munafik, Ungkap Kebohongan Soal Gaji dan Kepemimpinan
Konsolidasi Jokowi di Solo, Pengamat: Bukan Matahari Kembar Tapi Pesan Kekuatan Politik